KLUNGKUNG (18 Desember 2022) - Putu Dedi Aryawan membuka lembar kain berisi aneka jenis batang besi pahat. Dipilihnya salah satunya, dan mulailah ia mengukir papan kayu yang sudah diberi pola.
Pria 32 tahun itu lebih giat bekerja. Di bengkel ukir di tempat dia bekerja, kini sudah beroperasi mesin propil kayu. Mesin bantuan Kementerian Sosial ini meningkatkan efektifitas pekerjaannya. Bantuan mesin merupakan rangkaian peringatan Hari Kesetiawanan Sosial Nasional (HKSN) dan Hari Disabilitas Internasional (HDI).
“Dulu, untuk memotong papan kayu ini, saya perlu meminta bantuan teman. Kapan papan kayu tadi jadi, tergantung teman saya tadi. Pekerjaan saya tidak bisa cepat. Sudah begitu, saya juga harus bayar ongkos. Nah, dengan mesin ini, saya bisa cepat bekerja dan tidak keluar ongkos,” kata Dedi saat ditemui di rumahnya di Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Sabtu (17/12).
I Putu Dedi Aryawan adalah penerima bantuan rumah sederhana terpadu (RST) dan peserta Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Rumah sederhana Dedi, mendapatkan bantuan renovasi senilai Rp20 juta.
PENA merupakan kebijakan Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk membantu meningkatkan pemilik usaha kecil. Dengan bantuan ini diharapkan mereka dapat meningkatkan kapasitas usahanya. Selain mesin, bantuan PENA untuk Dedi berupa pisau ukir, alat bor, dan dengan total nilai Rp6 juta.
Tampak rumah tersebut telah diperbaiki di bagian dinding dan kerangka atapnya. Sebagian genting baru naik ke atas kerangka atap. “Pemasangan genting segera kami selesaikan. Sempat terhenti karena hujan,” katanya.
Sebagai peserta PENA, Dedi mendapat bantuan berupa mesin gergaji khusus untuk bagian dalam papan kayu yang akan diukir. Dengan hasil gergajian tadi, maka Dedi sudah bisa memulai mengukir di semua bagian papan.
“Terima kasih atas bantuan Kemensos. Dengan adanya mesin ini sangat membantu pekerjaan saya. Saya juga dibantu perbaikan rumah, pembangunan rumah," kata dia.
Dedi mengaku, pendapatannya tidak menentu. Permintaan ukir kayu dari pelanggan bisa di bagian atas bangunan, atau seluruh bagian (full). Untuk bangungan full ukir, total ongkos, beserta kayu cempaka, bisa mencapai Rp50 juta.
“Untuk mengerjakan pesanan tersebut, dibutuhkan tenaga sekitar 5 orang. Sementara, kebutuhan kayu sekitar Rp10 juta dengan waktu pengerjaan sekitar 2 bulan,” kata ayah tiga anak ini. Hasil ukiran dipasarkan di toko bangunan setempat, ada juga yang dikumpulkan di tukang pengepul.
Dengan bantuan mesin dari Kemensos, kini ia semakin termotivasi bekerja. Dengan istri yang bekerja sebagai penjahit kodian, Dedi yakin usahanya akan semakin maju. Di Kabupaten Klungkung sendiri, sebanyak 29 orang mendapatkan bantuan PENA.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Pria 32 tahun itu lebih giat bekerja. Di bengkel ukir di tempat dia bekerja, kini sudah beroperasi mesin propil kayu. Mesin bantuan Kementerian Sosial ini meningkatkan efektifitas pekerjaannya. Bantuan mesin merupakan rangkaian peringatan Hari Kesetiawanan Sosial Nasional (HKSN) dan Hari Disabilitas Internasional (HDI).
“Dulu, untuk memotong papan kayu ini, saya perlu meminta bantuan teman. Kapan papan kayu tadi jadi, tergantung teman saya tadi. Pekerjaan saya tidak bisa cepat. Sudah begitu, saya juga harus bayar ongkos. Nah, dengan mesin ini, saya bisa cepat bekerja dan tidak keluar ongkos,” kata Dedi saat ditemui di rumahnya di Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Sabtu (17/12).
I Putu Dedi Aryawan adalah penerima bantuan rumah sederhana terpadu (RST) dan peserta Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Rumah sederhana Dedi, mendapatkan bantuan renovasi senilai Rp20 juta.
PENA merupakan kebijakan Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk membantu meningkatkan pemilik usaha kecil. Dengan bantuan ini diharapkan mereka dapat meningkatkan kapasitas usahanya. Selain mesin, bantuan PENA untuk Dedi berupa pisau ukir, alat bor, dan dengan total nilai Rp6 juta.
Tampak rumah tersebut telah diperbaiki di bagian dinding dan kerangka atapnya. Sebagian genting baru naik ke atas kerangka atap. “Pemasangan genting segera kami selesaikan. Sempat terhenti karena hujan,” katanya.
Sebagai peserta PENA, Dedi mendapat bantuan berupa mesin gergaji khusus untuk bagian dalam papan kayu yang akan diukir. Dengan hasil gergajian tadi, maka Dedi sudah bisa memulai mengukir di semua bagian papan.
“Terima kasih atas bantuan Kemensos. Dengan adanya mesin ini sangat membantu pekerjaan saya. Saya juga dibantu perbaikan rumah, pembangunan rumah," kata dia.
Dedi mengaku, pendapatannya tidak menentu. Permintaan ukir kayu dari pelanggan bisa di bagian atas bangunan, atau seluruh bagian (full). Untuk bangungan full ukir, total ongkos, beserta kayu cempaka, bisa mencapai Rp50 juta.
“Untuk mengerjakan pesanan tersebut, dibutuhkan tenaga sekitar 5 orang. Sementara, kebutuhan kayu sekitar Rp10 juta dengan waktu pengerjaan sekitar 2 bulan,” kata ayah tiga anak ini. Hasil ukiran dipasarkan di toko bangunan setempat, ada juga yang dikumpulkan di tukang pengepul.
Dengan bantuan mesin dari Kemensos, kini ia semakin termotivasi bekerja. Dengan istri yang bekerja sebagai penjahit kodian, Dedi yakin usahanya akan semakin maju. Di Kabupaten Klungkung sendiri, sebanyak 29 orang mendapatkan bantuan PENA.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI