CIANJUR (25 November 2022) - Cahya Rajsa Aulia terlihat bersiap-siap merapikan kerudung dan pakaiannya. Wajahnya sumringah tak sabar melihat teman-temannya sudah banyak yang berkumpul di lapangan. Setelah mengenakan sandal, gadis kecil itu bergegas keluar tenda dan berlari bergabung dengan anak-anak lainnya.

 

Matahari sudah terlihat naik. Sinarnya menyilaukan mata, namun pendarnya menghangatkan tubuh. Cahya tertegun sejenak. Desanya yang permai, lapangan sepak bola, tempat ia dan teman-temannya bermain, kini tiada.

 

Rumah di kampungnya banyak yang roboh digoyang gempa. Di lapangan sepak bola, kini menjamur tenda-tenda. Ada juga dapur umum yang asapnya nampak mengepul.

 

Pagi Cahya tak lagi seperti biasanya. Dulu, ia bangun pagi untuk pergi ke sekolah. Kini, lima hari ia bangun untuk mengikuti kegiatan Layanan Dukungan Psikosial (LDP) yang diampu Kementerian Sosial di Posko Pengungsian Lapangan Jagakarsa, Kecamatan Warungkondang, Cianjur.

 

Bersama puluhan pengungsi lainnya, bocah perempuan 10 tahun itu terpaksa tinggal di tenda. Gempa berkekuatan 5,6 SR yang mengguncang Cianjur pada Senin (25/11), telah merobohkan rumahnya. Namun, pertimbangan keselamatan, tinggal di tenda menjadi pilihan dalam situasi kedaruratan. Terlebih, kegiatan LDP membuat Cahya bersemangat.

 

Seperti pagi ini (25/11), Cahya dan anak-anak lainnya mengikuti senam pagi. Mereka terlihat antusias mengikuti gerakan yang diperagakan oleh fasilitator. Bersama-sama, mereka menyanyikan lagu kepala pundak lutut kaki. Anak-anak diminta mengikuti gerakan fasilitator, dan mengabaikan instruksi verbal. Dari gerakan yang lambat, hingga gerakan cepat. Kesalahan-kesalahan kecil pun mengundang gelak tawa dari anak-anak.

 

“Senamnya asyik,” kata Cahya.

 

Kegiatan LDP yang dilakukan setiap pagi dan sore itu mampu membuatnya sejenak melupakan ketakutan akan gempa. Cahya, bahkan, tak bisa menyembunyikan rasa suka citanya saat menceritakan kegiatan-kegiatan apa saja yang didapatkannya saat LDP.

 

“Ada banyak kegiatan. Ada baca buku, ada dongeng, permainan. Terus, ketemu sama temen-temen, bahagia lah,” katanya.

 

Sama seperti Cahya, Alwan (12), juga senang mengikuti kegiatan LDP. “Seru, rame juga,” kata siswa kelas VI SD ini. Alwan bersama keluarganya, saat ini, sedang mengungsi di Taman Prawatasari, Sawah Gede, Kecamatan Cianjur.


Selama LDP, Alwan dan anak-anak diajak bernyanyi, diajari tentang tindakan keselamatan saat gempa bumi, edukasi pencegahan pelecehan seksual anak melalui lagu dan gerakan, dan diajak memainkan permainan edukatif.

 

Di tempat lain, ada Muhammad Rizki Ramadhan, yang juga tak kalah antusias mengikuti kegiatan LDP. Bocah yang akrab dipanggil Iki ini, bahkan, mendapatkan hadiah usai berhasil menjawab kuis dari fasilitator.

 

“Main tebak-tebakan nama Menteri, nama Presiden, sama Rukun Islam,” katanya bersemangat.

 

Siswa kelas IV SDN Pasir Sarunggi ini tengah mengungsi di Posko Pengungsian Desa Ciputri, Kecamatan Pacet. Meskipun tinggal di antara tenda dan reruntuhan bangunan, namun hal itu tak mengurangi keceriaannya dan anak-anak lainnya saat mengikuti LDP.

 

Setelah penanganan cepat pasca bencana, Menteri Sosial Tri Rismaharini menginstruksikan untuk melakukan pemulihan trauma dan psikologis bagi korban gempa melalui LDP. LDP tidak hanya terbatas bagi anak-anak, namun juga untuk orang dewasa dan lansia.

 

Selain kegiatan rekreasional edukatif bersama anak-anak, tim LDP juga melakukan kunjungan ke tenda pengungsian dan rumah warga. Adapun, kegiatan yang dilakukan adalah pemberian Dukungan Psikologis Awal (Psychological First Aid), seperti stabilisasi emosi bagi anak-anak dan orang dewasa, konseling kelompok bersama penyintas dewasa (ibu-ibu dan bapak-bapak,serta lansia) dan Family Support Group

 

Kemensos memberikan LDP di semua posko pengungsian antara lain di Kantor Camat Sukaluyu, lapangan Jagaraksa Warungkondang, lapangan Cariu Cugenang, Taman Prawatasari Cianjur, Karang Tengah, SDN Sukamaju 2 Cugenang, SDN Karang Tengah Desa Nagrak, Cikamuning, RSUD Cimacan dan Kampung Tunggilis, serta RSUD Sayang Cianjur. Hingga saat ini, LDP sudah menyasar lebih dari 800 orang penyintas anak dan dewasa.

 

Adapun, tim LDP terdiri dari Tim Kemensos Pusat, Tim Sentra Rehabilitasi Sosial, Tim Balai Besar Lembang, Poltekesos Bandung, BPBD Kuningan, dan GNI.


Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI