DEPOK (2 November 2020) - Kementerian Sosial menyalurkan Dana Bantuan Sosial Keluarga Eks Terorisme dan Radikalisme senilai Rp1,2 miliar kepada 80 Eks Narapidana Terorisme (Napiter) yang tersebar di delapan provinsi di Indonesia.

Mewakili Menteri Sosial, Juliari P. Batubara, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS), Sunarti, menjelaskan pemberian bantuan ini untuk mendorong agar Warga Binaan Eks Pemasyarakatan, khususnya Eks Napiter, dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali di tengah masyarakat dengan memulai usaha.

"Ini bagian dari stimulus untuk penguatan secara psikososial kepada mereka dan ekonomi keluarganya agar bisa kembali berada di tengah masyarakat dengan nyaman dan mampu mengembangkan bakat dan usahanya," jelas Sunarti.

Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo kepada Menteri Sosial untuk mengambil bagian dalam penanganan Eks Napiter, yang oleh Kemensos dimasukkan ke dalam kelompok Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP), dilaksanakan secara bersinergi dan melibatkan berbagai pihak.

Di samping itu, dikatakan Sunarti, pemberian bantuan tersebut juga ditujukan untuk memberikan penguatan nasionalisme kepada mereka (Eks Napiter) dan upaya deradikalisasi melalui penguatan ekonomi. 

"Kita bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan sinergi, salah satunya melalui identifikasi dan rekomendasi data dari BNPT kepada Kemensos yang dituangkan dalam MoU antara Kemensos dan BNPT Nomor 1 Tahun 2018, dengan salah satu tujuannya untuk mengembalikan fungsi sosial Eks Napiter melalui pemberian bantuan sosial keluarga eks terorisme dan radikalisme," tambah dia.

Pemberian bantuan sosial keluarga eks terorisme dan radikalisme berupa modal usaha ini, kemudian dapat dilanjutkan dengan pendampingan sosial yang berkelanjutan. 

Salah satu penerima manfaat bantuan, EM (41) mengaku senang dengan bantuan yang diberikan pemerintah karena bantuan ini dapat digunakan untuk memulai hidup baru.

"Bantuan ini saya gunakan untuk mengembangkan usaha jualan martabak. Alhamdulillah, sekarang saya bisa menghidupi keluarga dan kembali ke masyarakat," ungkapnya.

Ia sangat merasakan manfaat bantuan yang diterima dari Kemensos dan mengutarakan niatnya untuk mengembangkan usahanya untuk membuka cabang. "Saya jadi punya modal dan ingin membuka (cabang) baru jadi lebih gampang," tuturnya.

Dengan bantuan tersebut, ia menyatakan bisa melengkapi varian rasa martabaknya sehingga menarik lebih banyak pelanggan, "Dulu karena pilihan menunya sedikit, jadi yang beli hanya 20 sampai 30 orang. Kalau sekarang, karena menunya makin banyak, saya tambahin, jadi nambah omset, pembelinya bisa sampai 100 orang dalam sehari," kisahnya bersemangat.

Bapak empat anak ini menuturkan bahwa penghasilannya meningkat, yang semula 200 sampai 300 ribu saja, kini setiap malam minggu, ia bisa terima 800 ribu sampai satu juta rupiah.

Dirinya mengatakan tidak akan lagi merepotkan negara dan akan membantu negara semampunya, minimal untuk dirinya sendiri dan keluarga, dengan mengembangkan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.