CIANJUR (3 Desember 2022) -- Salah satu kebutuhan yang sangat krusial bagi penyintas gempa Cianjur adalah air bersih. Warga terdampak kesulitan air bersih karena sarana untuk itu ikut hancur terdampak gempa. Terlebih, mereka harus hidup di pengungsian.

Untuk itu, Kemensos memasok tambahan air bersih dengan membuat sumur bor di beberapa lokasi pengungsian seperti di Lapangan Jagaraksa, Kecamatan Warungkondang dan Lapangan Cariu Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

“Bu Menteri Sosial mengarahkan untuk melakukan pengeboran air agar bisa digunakan untuk warga pengungsi. Tentu, di kondisi bencana dan tempat pengungsian ini kebutuhan air bersih sangat besar, maka pasokannya harus memadai,”  kata Kepala Sentra Terpadu "Kartini" di Temanggung Rahmat Koesnadi, Sabtu (3/12).

Menurut Rachmat, proses pengeboran air penuh perjuangan sehingga baru selesai dalam 7 hari. Di dalam tanah, dikatakan dia, banyak terdapat bebatuan. Namun, pihaknya terus berupaya semaksimal mungkin agar pengeboran berhasil. Bebatuan di dalam tanah menyebabkan mata bor beberapa kali rusak. Suku cadang harus didatangkan dari Bandung dan pengerjaan tertunda.

Selama pengeboran, curah hujan tinggi dari sore hingga malam juga menyebabkan proses pengeboran sedikit terganggu. Demi mengejar waktu proses pengeboran dilanjutkan hingga malam hari.

Waktu pengeboran di malam hari membutuhkan upaya ekstra. Walau begitu, sumur bor berhasil mengeluarkan air bersih setelah mencapai kedalaman 32 meter. Pembuatan sumur bor yang memakan waktu cukup lama kini membuahkan hasil.

Pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan kurang lebih 550 pengungsi dan 100 petugas yang terdiri dari tim Kemensos, Tagana, relawan, TNI/Polri di posko Warung Kondang. Dalam sehari, air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi dan petugas mencapai 10.000 liter.

Selain untuk mandi, air bersih sangat dibutuhkan untuk mencuci, berwudhu hingga memasak di dapur umum. Pasokan air bersih ini ditampung di 7 tandon air ukuran 1.100 liter dan 2.200 liter. Penyediaan tandon air merupakan kolaborasi dari Kemensos dan Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat.

Manfaat air bersih dirasakan salah satu pengungsi Egeg Widianti. “Awalnya agak susah dapat air, _kudu kaluhur_ (harus ke atas) ka mata air. Tapi Alhamdulillah setelah dibantu Kemensos jadi ada terus airnya. Butuh tiap pagi, apalagi untuk wudhu, mandi, nyuci. Sekarang semua kecukupan air," kata Egeg.

Pengelolaan bor air ini merupakan kolaborasi UPT dan Direktorat Teknis Kemensos, yaitu Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Sentra Handayani Jakarta dan Direktorat PSKBA.

Pengeboran juga dilakukan di Posko Lapangan Cariu Kecamatan Cugenang. Saat ini sudah mencapai kedalaman 30 meter, namun karena kondisi tanah yang berbatu, proses pengeboran masih terhambat. 

Selain pengeboran sumur, Kemensos juga menyediakan penjernih air di 3 titik pengungsian, yaitu di Lapangan Jagaraksa Kecamatan Warung Kondang, Lapangan Cariu Kecamatan Cugenang, dan Desa Nagrak Kecamatan Cianjur.

Di Desa Nagrak, sampel air hasil penjernihan bahkan sedang dalam pengecekan kelayakan di laboratrium puskesmas. Pengecekan kelayakan ini untuk mengetahui apakah air bisa untuk dikonsumsi/siap minum.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI