CIANJUR (2 Desember 2022) - Kementerian Sosial memperhatikan dengan detail kebutuhan para pengungsi terdampak gempa di Cianjur. Untuk meningkatkan kenyamanan mereka selama tinggal di tenda pengungsian, Kemensos telah memasang palet di 5 lokasi pengungsian bencana gempa Cianjur dengan total sebanyak 4.500 palet. Ribuan palet ini, secara bertahap, akan terpasang di posko-posko pengungsian lainnya di Cianjur.
Palet merupakan papan kayu, yang dirangkai dan diberikan ganjal di bagian bawah. Dengan begitu, papan kayu tidak langsung menyentuh tanah. Palet dilapisi triplek dan dilapis lagi dengan terpal di atasnya sehingga pengungsi tidak perlu khawatir basah oleh rembesan air dari bawah bila hujan tiba. Tidur pun lebih nyaman.
Posko pengungsian Lapangan Warungkondang, posko pengungsian Lapangan Cariu, posko pengungsian Nagrak, posko pengungsian Ciputri dan posko pengungsian Cimacan merupakan beberapa contoh lokasi pengungsian yang telah terpasang palet kayu.
Seperti di posko pengungsian Lapangan Jagaraksa, Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur yang dikelola oleh tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemensos, yakni Sentra "Handayani" di Jakarta, Sentra "Kartini" di Temanggung, serta Sentra Terpadu "Prof. Dr. Soeharso" di Surakarta. Selain menyalurkan bantuan permakanan dan logistik, tiga sentra tersebut juga memasang 1.500 palet kayu dan 200 papan triplek.
Penataan ini dilakukan secara bersama-sama dan gotong royong, baik tim dari Sentra "Handayani" di Jakarta dan tim dari Direktorat Perlindungan Korban Bencana Alam (PSKBA), dengan melibatkan para penyintas, TNI, relawan, serta pihak pemerintah desa.
"Penataan ulang posko pengungsian di Lapangan Jagaraksa ini bertujuan agar para pengungsi korban gempa Cianjur merasa lebih aman dan nyaman untuk tinggal sementara waktu selama masa tanggap darurat bencana," kata Kepala Subbag Tata Usaha Sentra "Handayani" di Jakarta Vivi Marlina di Cianjur, Jumat (2/12).
Salah satu penyintas dari Cariu, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kokom (38) yang turut merasakan perubahan akan adanya palet menyampaikan bahwa kini merasa lebih nyaman tinggal di dalam tenda bersama keluarganya. "Sekarang, saya sudah tidak khawatir air masuk ke dalam tenda kalau hujan turun, sudah bisa tidur dengan lebih nyaman," ucap Kokom.
Menurutnya, hujan yang bisa turun setiap hari di Cianjur menyebabkan air seringkali tergenang di sekitar lokasi pengungsian. “'Kan hujan bisa setiap hari di sini. Alhamdulillah, setelah dipasang palet, air sudah tidak tergenang lagi, jadi nyaman dan bersih,” ucapnya.
Manfaat palet juga sangat dirasakan bagi relawan yang bertugas di posko. Palet kayu dinilai dapat menjadi akses yang dapat mempermudah mobilitas penyintas ataupun relawan.
“Lalu lalang pengungsi, akses bantuan, serta alur jalan ke tenda-tenda pengungsian dan fasilitas umum terkoneksi dengan baik berkat adanya palet penghubung," kata salah satu Tagana dari Provinsi Jawa Timur, Twi Adi, yang sejak awal pasca bencana berada di posko Lapangan Cariu, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur guna membantu Layanan Dukungan Psikososial (LDP) yang dilakukan oleh Sentra Terpadu "Pangudi Luhur" di Bekasi dan Sentra "Margo Laras" di Pati setiap hari.
Pemanfaatan palet kayu juga dapat dioptimalkan untuk alas penyimpanan bantuan logistik yang ada di posko sehingga terlindungi dari kelembapan agar tidak mudah rusak dan berjamur saat hujan.
Bahkan, palet kayu dipasang pada pintu-pintu tenda untuk meletakkan alas kaki para penyintas. Hal ini dilakukan dengan maksud agar tidak mengotori area dalam tenda ketika turun hujan.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI