JAKARTA (10 April 2020) - Jarum jam masih menunjukkan pukul 03.00. Tapi rona terang sudah mulai terlihat di Gedung Konvensi, kompleks Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta. Lampu-lampu di beberapa ruangan mulai menyala.
Suara tawa dan canda bersahutan terdengar sampai pelataran. Harum bau kopi saset yang baru diseduh, sudah menguar terbawa angin. Sejenak kemudian denting peralatan dapur terdengar menambah riuh suasana pagi buta.
Ya, inilah tanda-tanda dimulainya kesibukan di Posko Bantuan Sosial Kemensos dimana didirikan pula dapur umum. Dikelola anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana), di bawah Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), dapur umum sengaja didirikan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan makanan bagi masyarakat terdampak COVID-19.
Beroperasi sejak jam 03.00, kompor gas di dapur umum ini terus menyala sampai jam 17.00. Di bawah tenda biru tua, di samping Gedung Konvensi, puluhan anggota Tagana, pria dan wanita, berkutat dengan kesibukan masing-masing.
Ada yang merajang kacang panjang dan kubis. Mencuci dan memotong-motong ayam dan daging. Merebus telur ayam. Ada yang mencuci beras, dan menanak menjadi nasi. Tentu tidak kalah penting adalah petugas yang mengolah bumbu.
Bila proses persiapan ini sudah rampung, maka segera disusul dengan langkah selanjutnya. Yakni mencampur dan mengolah bumbu dan bahan masakan lainnya menjadi menu siap santap: tumis kacang, daging rendang, ayam kecap atau ayam mentega, dan sebagainya.
Tim dapur ini terbagi menjadi empat kelompok: tim koki, tim rajang, tim nasi, dan tim pengemas. Setelah tiga tim pertama tancap gas, peran tim terakhir tidak kalah penting. Setelah masalah siap tersaji, segera panci-panci besar bergeser ke ruang utama (aula) gedung konvensi. Di dalam ruangan ini, sudah siap kotak-kotak nasi berjumlah ribuan yang tertata rapi.
Ribuan kotak lainnya yang masih berbentuk lembaran dan terbungkus plastik, tertumpuk di sudut ruangan, siap dibongkar dan direkatkan menjadi kotak. Di ruang aula ini, sudah bersiap puluhan personel Tagana. Di bawah tim yang terlatih, dengan cekatan nasi, daging atau ayam, sayur, telor rebus, buah (biasanya pisang atau jeruk), segera menyatu dalam kotak nasi.
Kotak nasi yang kini berisi, mulai dirangkai dalam tas-tas. Kendaraan pikup, mobil boks, dan truk berukuran sedang, merapat ke pintu keluar gedung siap menerima tas-tas berisi makanan. Dalam hitungan menit, perut kendaraan ini sudah terisi penuh.
Dapur Umum Kemensos, memiliki kapasitas produksi 6.000 kotak untuk sesi makan pagi. Dan sebanyak 6000 kotak pula untuk sesi makan siang. Sejak beroperasi mulai Selasa, 7 April 2020 sampai jam 12.30 siang tadi,
Total distribusi sembako sebanyak 16.785 paket dan makanan siap saji sebanyak 28.656 porsi.
Dari Gedung Konvensi, makanan siap santap tersebut bersama dengan paket sembako, didistribusikan ke lokasi yang membutuhkan dan sudah terdaftar di DKI Jakarta. Proses administrasi dan pencatatan bantuan yang terkirim, dilakukan petugas di tenda luar Gedung Konvensi.
Menteri Sosial Juliari P. Batubara menyatakan bahwa Kementerian Sosial akan mendistribusikan 300.000 paket sembako baik berupa makanan siap saji maupun bahan sembako bagi warga di wilayah DKI Jakarta. Ada tambahan 100.000 paket sembako dari target semula 200.000 paket sembako.
Penerima bantuan ini adalah pekerja informal apakah itu buruh harian, buruh pabrik, pengemudi taksi dan ojek online dan sebagainya. “Mereka kehilangan mata pencaharian karena wabah COVID-19. Bantuan diharapkan memenuhi kebutuhan makan dan mencegah mereka mudik,” kata Mensos.
Ayah dua anak ini juga mengajak semua elemen masyarakat, semua lini dan semua pilar-pilar sosial agar bersama-sama, bersatu padu membantu masyarakat yang terdampak COVID-19.
Sejumlah pihak yang menerima bantuan menyatakan apresiasi dan terima kasih atas kerja keras dan bantuan dari Kemensos.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI