JAKARTA (12 April 2020) - Memenuhi
ribuan porsi makanan setiap hari untuk warga DKI Jakarta yang terdampak
COVID-19, tentu saja bukan pekerjaan mudah. Pasokan bahan makanan seperti
daging, sayur, ayam, dan bumbu-bumbu, harus dipastikan ketersediaannya oleh
Dapur Umum Kementerian Sosial yang dikelola Taruna Siaga Bencana (Tagana).
Di
masa-masa normal, bahan masakan tidak perlu dirisaukan. Semua serba mudah
didapat. Tapi pada saat pandemi virus korona seperti saat ini, rasanya semuanya
belum tentu gampang. Mengikuti ketentuan pemerintah, semua pihak diminta
tinggal di rumah. Aktivitas di luar, termasuk jam operasional sentra-sentra
ekonomi seperti pasar, ikut dibatasi.
Padahal
kebutuhan bahan masakan cukup besar. “Untuk 6000 porsi makanan siap saji, kami
butuhkan banyak bahan makanan. Untuk beras kita siapkan 4.500 kg, daging 300
kg, kemudian ayam perlu 600 ekor perhari. Belum nanti untuk sayuran,” kata
Ketua Tagana Provinsi DKI Jakarta Johnny Marlen Siahaan, di Jakarta
(11/04/2020).
Aktivasi
Dapur Umum Kemensos identik dengan penanganan dampak bencana, sesuai dengan
tugas dan fungsi Kemensos. Begitupun Dapur Umum di Posko Bantuan Bencana
Terdampak COVID-19, harus berhadapan dengan kelangkaan bahan masakan.
Tapi
Johnny dan tim Dapur Umum punya kiat tersendiri. “Memang tidak mudah mengadakan
bahan masakan. Misalnya daging, bisa saja tidak kami dapatkan. Tapi kami
biasanya mencari bahan pengganti bila tidak ada. Misalnya dengan nugget, sosis,
atau rolade,” katanya.
Biasa
menangani kebutuhan korban bencana, membuat Tagana tidak susah mencari solusi
dari kelangkaan bahan masakan. “Kami punya channeling (kontak) dengan
pemasok. Seperti daging, nanti ada yang mengantar kemari. Tapi pada umumnya,
kami berhubungan dengan Pasar Induk Kramatjati,” katanya.
Dengan
bahan makanan yang sudah tiba, personel Tagana sebanyak 100 orang bekerja 14
jam/hari mulai jam 03.00. Bagaimana mengatur SDM Tagana untuk mengoperasikan
Dapur Umum?
Menurut
Johnny, dari 100 personel, dibagi menjadi empat tim. Yakni tim koki, tim
rajang, tim nasi, dan tim pengemas. “Mereka semua stand by di sini,
tidur di gedung ini. Kalau kami biasa tidur dimana saja. Jadi jam 03.00 sudah
bangun dan mulai bekerja,” katanya.
Dalam
penjelasannya kepada media, siang tadi, Menteri Sosial Juliari P. Batubara
menyatakan, sekitar 40.000 paket bansos sembako sudah dikirimkan kepada
masyarakat yang membutuhkan, sejak Dapur Umun diaktivasi, Selasa 7 Maret lalu.
Kemensos
mengirimkan 300.000 paket bansos sembako
secara bertahap kepada masyarakat di DKI Jakarta yang terdampak COVID-19
seperti keluarga ODP dan PDP pekerja sektor informal dan masyarakat rentan
lainnya. “Mereka kehilangan mata pencaharian karena wabah COVID-19. Bantuan
diharapkan memenuhi kebutuhan makan dan mencegah mereka mudik,” kata Mensos.
Ayah
dua anak ini juga mengajak semua elemen masyarakat, semua lini dan semua
pilar-pilar sosial agar bersama-sama, bersatu padu membantu masyarakat yang
terdampak COVID-19.
Sejumlah
pihak yang menerima bantuan menyatakan apresiasi dan terima kasih atas kerja
keras dan bantuan dari Kemensos.
Mekanisme Penyaluran Bansos Sembako Kemensos
Gedung
Convention TMPN Kalibata digunakan oleh Kementerian Sosial untuk menyiapkan
sembako dan makanan siap saji yang akan didistribuskan kepada warga DKI Jakarta
yang terdampak COVID-19. Dalam penyalurannya Kementerian Sosial bekerja sama
dengan Dinas Sosial Provinsi, Suku Dinas Sosial dan aparat TNI dan Polri serta
komunitas-komunitas peduli.
Dalam
hal ini Suku Dinas di 5 wilayah Provinsi DKI Jakarta menghimpun data warga
terdampak COVID-19 seperti: keluarga ODP dan PDP, pekerja sektor informal dan
masyarakat rentan lainnya serta mengusulkannya kepada Kementerian Sosial.
Setelah data terhimpun Dan terverifikasi Kemensos kemudian akan menyiapkan
paket secara proposional sesuai dengan usulan dari masing-masing Dinas Sosial.
Selanjutnya
suku dinas sosial dan komunitas peduli dapat mengambil paket sembako yang telah
tersedia sesuai jadwal dan
mendistribusikannya kepada masyarakat melalui kecamatan dan kelurahan hingga
bantuan sampai ke alamat penerima agar tidak terjadi kerumunan dan tetap
mematuhi ketentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.
Biro Hubungan
Masyarakat
Kementerian Sosial RI