JAKARTA (10 Desember 2020) - Program Keluarga Harapan (PKH) berhasil mengubah pola
pikir Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,
termasuk di Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat.
Dengan
semangat kesetikawanan sosial dan gotong royong mereka mewujudkan pembangunan
sanitasi bersih di Nagari Cubadak dan Simpang Tonang.
Pendamping
PKH Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman Sumatera Barat Rachmad Ariyo
mengatakan dengan semangat kebersamaan masyarakat dan gotong royong di kedua
desa mulai mewujudkan sanitasi sehat. Perubahan pola hidup bersih KPM PKH
setelah adanya Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang rutin
diadakan pendamping.
“Dalam
pertemuan tersebut diajarkan pola hidup sehat dan gizi. Materi yang diajarkan
sanitasi berbasis masyakarat,” jelas Ariyo ketika menjadi Narasumber Podcast
Beranda di Kemensos (10/12).
Ariyo
mengaku untuk mewujudkan pembangunan sanitasi berbasis masyarakat, pendamping
PKH mengadakan arisan atau yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan
“Julo-Julo” untuk membangun sanitasi sehat yang berwujud jamban bersih.
“Kegiatan
inovasi yang dilaksanakan terhadap KPM PKH yakni Julo-Julo jamban sehat,
berbentuk arisan biasa. Namun uniknya pemenang dari julo-julo dibangunkan jamban
sehat,. Sebelumnya pertama sekali Program Julo-julo di cetuskan di kecamatan
Bonjol Kabupaten Pasaman oleh pendamping PKH Dona Darni Putri dan program ini
pernah mewakili Sumatera Barat dalam acara PKH Appreciation Day Tahun 2017 dan
masuk nominasi,” tambah Ariyo.
“Pemenang
julo-julo setiap bulan akan dibangunkan jamban secara gotong royong dengan
adanya pembagian tugas masing-masing anggota, dengan gotong royong bisa menekan
biaya seminimal mungkin, dengan perkiraan 600-700 ribu rupiah sudah bisa untuk
membangun jamban sehat yang setara jamban harga 2-3 Jutaan,” jelas Ariyo.
Sebelum
dibangun jamban bersih secara arisan atau julo-julo, dikatakan Ariyo pola hidup
bersih masyakat disana memprihatinkan akibatnya banyak anak-anak yang tumbuh
tidak sesuai harapan atau mengalami stunting.
Berdasarkan
data Kemensos di Kabupaten Pasaman tercatat sebanyak 12.533 keluarga terdaftar
sebagai penerima bansos PKH. Dari jumlah tersebut KPM PKH Kecamatan Dua Koto
sebanyak 1.728 keluarga, hampir 80% belum memiliki Jamban sehat sendiri.
Perilaku buang air rata-rata masih ke sungai.
“Besarnya
pembuatan jamban membuat masyarakat sering melupakan kebersihan lingkungan
mereka. Ini tentu berpengaruh buruk terhadap tumbuh kembang anak-anak mereka,”
imbuhnya.
Dengan
berbagai tantangan dan kendala, dikatakan Ariyo tim pendamping PKH Kecamatan
Dua Koto sudah berhasil membangun 25 jamban bersih setiap bulan dari hasil
kegiatan julo-julo yang dilakukan 25 kelompok.
“Alhamdulillah
sampai hari ini berkat kerjasama Tim Pendamping PKH telah terbangun 25 jamban/
bulan. Hingga hari ini telah terbangun 275 jamban. Inti dari pelaksanaan
Julo-julo jamban sehat ini selain untuk meningkatkan nilai-nilai kesehatan,
yang terutama untuk meningkatkan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Dengan
adanya julo-julo setiap bulan dapat membudayakan kembali semangat gotong royong
dan kesetiakawanan dalam bermasyarakat,” lanjutnya.