MAMUJU (17 Januari 2021) - Kementerian Sosial (Kemensos) membangun enam posko dapur umum lapangan (dumlap) bagi korban gempa Sulawesi Barat. Enam dapur umum tersebut dua berasal dari Provinsi Sulawesi Barat, sedangkan satu dari Provinsi Sulawesi Selatan dan tiga dari Provinsi Sulawesi Tengah.
Fasilitas itu untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi para penyintas gempa di Kabupaten Majene dan Mamuju.
“Seluruh masakan kita sebarkan ke lokasi pengungsi atau bagi yang lokasi pengungsiannya dekat bisa langsung mengambil (ke dumlap terdekat)", jelas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos, M. Safii Nasution, di Sulbar, Minggu (17/1) pagi.
"Satu mobil dapur umum lapangan dapat memasak hingga 2.000 makanan. Sehari kita salurkan 2 kali. Jadi, (dalam sehari) total (makanan yang disalurkan) mencapai 24.000," ungkap Safii.
Menurut dia, rencananya posko dapur umum difokuskan di satu titik, yakni Kantor Gubernur Sulbar. Hal ini diputuskan demi distribusi dan komunikasi dalam satu komando. Selanjutnya, makanan akan didistribusikan ke 97 posko pengungsian yang terdaftar di Dinas Sosial Provinsi Sulbar.
"Untuk memudahkan pengontrolan, Gubernur minta semua dapur umum (dipusatkan) dalam satu titik yaitu di kantornya," tambah Safii.
Safii menyebut situasi di Sulawesi Barat belum sepenuhnya kondusif. Namun, pemerintah berupaya semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan dasar seluruh korban.
Kumpulkan Pengungsi di Stadion
Tersebarnya titik-titik pengungsian di sejumlah kawasan di Kabupaten Mamuju dan Majene menyulitkan distribusi makanan dan bantuan lainnya. Untuk itu, bagi pengungsi yang berada di Kabupaten Mamuju, Kemensos bersama Pemprov Sulbar mengambil kebijakan mengumpulkan mereka dalam satu lokasi yaitu di Stadion Manakarra, Mamuju.
Sementara itu, guna menghindari penyebaran COVID-19 di lokasi pengungsian, Safii mengaku telah mengirimkan tenda pengungsi COVID-19, yaitu tenda yang dilengkapi sekat-sekat pembatas dan ventilasi di setiap ruangnya.
"Kita siapkan 10 tenda untuk sementara dan bisa ditambah nanti, tergantung jumlah pengungsi," tegasnya.
Selain itu, Kemensos juga menyediakan genset untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi pengungsi. "Kita juga pastikan semua kebutuhan listrik terpenuhi. Masyarakat bisa ngecharge HP mereka agar mereka bisa berkomunikasi dengan keluarga masing-masing" lanjut Safii.
Adapun Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, Mumu Suherlan, mengaku membawa tiga mobil dumlap dari Provinsi Sulteng, Kabupaten Donggala dan Sigi untuk membantu penyediaan makanan korban gempa di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
"Kita berangkat hari Jumat pagi, jam enam, setelah mendapat arahan dari Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pepen Nazaruddin, dengan menempuh perjalanan 12 jam dari Kota Palu," jelas Mumu.
Selain mengerahkan mobil dumlap, dikatakan Mumu, Dinsos Sulteng juga mengerahkan pilar-pilar sosial seperti Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Tagana guna memasak makanan siap saji bagi pengungsi dan relawan yang membantu evakuasi korban gempa.
"Kita bawa 9 TKSK dan 40 Tagana dari Sulteng. Semua kita kerahkan untuk membantu penyediaan makanan di tiga titik dumlap," tambah Mumu.
Sementara Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi (Kapusdatin) Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, menginformasikan bahwa korban jiwa akibat gempa bermagnitudo 6,2 di Sulawesi Barat bertambah menjadi 56 orang.
Selain itu, terdapat 637 korban luka di Kabupaten Majene dengan perincian 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan 425 orang luka ringan. Sedangkan di Kabupaten Mamuju, 189 orang dilaporkan mengalami luka berat dan menjalani rawat inap.