BANDUNG (24 September 2024) – Kementerian Sosial kembali memastikan seluruh kebutuhan para pengungsi gempa Bandung dan Garut terpenuhi. Salah satunya kebutuhan dasar anak akan hak mendapatkan pendidikan dalam situasi darurat.

Di Bandung, Kemensos mendirikan sekolah darurat di delapan titik. "Kami telah mendistribusikan sebanyak lima unit tenda sekolah darurat," kata Cepi, salah satu Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bandung yang bertugas, Senin (23/9/2024). 

Sebaran titik sekolah darurat di Kabupaten Bandung berada di SMP Muhamadiyah 3, SDN Cihawuk, SDN Cirawa 1, SMP 1 Kertasari, SDN Tarumajaya 1, SDN 1 Lembangsari, SDN 2 Cibeureum, SDN Halimun 1. 

Seperti diketahui sebelumnya, dampak dari gempa yang mengguncang Kabupaten Bandung dan Garut juga berdampak pada rusaknya fasilitas publik, termasuk sekolah. 

"Kalau untuk belajar ya tidak layak, ada tiga kelas yang rusak," kata Ilham, Guru SDN 2 Cibeureum. Terdapat tiga ruang kelas yang rusak akibat gempa yaitu kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. 

Kondisi ruang kelas sebagian besar mengalami kerusakan pada keramik yang pecah, dinding roboh dan puing-puingnya tampak berserakan di lantai dan menimpa meja serta kursi sekolah. 

Sebanyak total 40 siswa dari tiga kelas tersebut melaksanakan kegiatan belajar mengajar di tenda serbaguna yang disulap Kemensos menjadi sekolah darurat terletak di halaman sekolah. 

Adanya sekolah darurat yang didirikan oleh Kemensos pada penanganan gempa Bandung memberikan manfaat yang sangat besar bagi para siswa untuk tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar. "Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Menteri Sosial atas bantuannya," ungkap Ajat, Kepala Sekolah SMPN 1 Kertasari.

Sekolah Darurat di Garut

Sementara itu di Garut, Kemensos melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung mendirikan Sekolah Darurat Bencana Satu Atap di Desa Barusari dan Desa Padaawas. 

“Sekolah darurat bencana menggunakan tenda serbaguna milik Kemensos,” kata Sunarti, Pekerja Sosial Ahli Madya BBPPKS Bandung saat pendistribusian bantuan gempa Garut, Senin (23/9/2024). 

Di Desa Barusari, terdapat dua lokasi pendirian sekolah darurat yaitu di samping bangunan SDN 3 Barusari dan di lapangan bola Desa Barusari. “Sekolah darurat yang di lapangan bola masih satu area dengan posko dapur umum terpadu gempa Garut,” sambung Sunarti. 

Sedangkan di Desa Padaawas, sekolah darurat didirikan di area SDN 2 Padaawas. Meskipun gempa telah merusak hampir seluruh bangunan sekolah, para guru tetap mendorong aktivitas belajar tetap berlangsung. 

"Jangan sampai anak didik kita tertinggal pembelajarannya," kata Nur Laila, guru kelas 4 SDN 2 Padaawas. Menurut Laila, pembelajaran harus terus berjalan agar siswa tidak tertinggal, terutama saat ini sedang berlangsung penilaian tengah semester (PTS). 

Sebanyak 315 siswa yang berasal dari kelas 1 hingga kelas 6 mengikuti kegiatan PTS di sekolah darurat yang dibangun Kemensos di SDN 2 Padaawaas. Kegiatan berlangsung mulai pukul 07.30 s.d 12.00. 

Selain memberikan pembelajaran sekolah. Para guru SDN 2 Padaawas juga memberikan edukasi mitigasi bencana dan trauma healing kepada siswa. "Banyak siswa yang berangkat sekolah dengan rasa khawatir," sambung Laila seraya mengatakan sebagian siswa lainnya banyak yang meminta izin tidak masuk sekolah karena trauma. 

Semua guru dan kepala sekolah berperan aktif dalam mendukung berlangsungnya kegiatan di sekolah darurat. Berkat kerja sama yang dilakukan, kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik meskipun dalam kondisi darurat. 

Seperti yang diungkapkan oleh Rendi Awal Ibrahim (12), siswa kelas 6 SDN 2 Padaawas. Rendi merupakan warga Desa Padaawas, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut. Ketika ditanya perasaannya, Rendi menjawab senang dan tampak ceria meskipun belajar di bawah tenda sekolah darurat yang didirikan Kemensos. 

Para guru memberikan semangat dan motivasi kepada para siswa sehingga aktivitas di sekolah pun tetap dapat dilaksanakan secara kondusif.