JAKARTA (7 Desember 2019) - Menteri Sosial, Juliari P. Batubara mengungkapkan pemerintah mendorong kreativitas dan inovasi dalam pengembangan kewirausahaan penerima bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH), salah satunya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). 

"Kewirausahaan merupakan salah satu cara bagi para penerima manfaat PKH untuk bisa meningkatkan perekonomian keluarga. Karena inti dari PKH adalah bukan bagi-bagi bantuan uang saja, namun penerima bansos kita bimbing untuk mampu berwirausaha hingga mandiri," kata Menteri di Jakarta, Sabtu (7/12).

Ia menyontohkan usaha rintisan yang dilakukan penerima PKH, yang selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH, di Kabupaten Cianjur. 

Melalui dukungan yang diberikan oleh salah satu lembaga lokal bernama BUMDes, para KPM di Desa Sukajadi, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur yang berjumlah 19 orang, dilibatkan dalam pengembangan kewirausahaan melalui BUMDes, yang bernama BUMDes Karya Mekar.

Sebanyak 19 KPM tersebut tergabung dalam dua unit bisnis usaha BUMDes, yaitu bisnis jual beli sembako dan produk unggulan desa berupa olahan makanan tahu. 

Pekerja Sosial Supervisor Kabupaten Cianjur, Ikbal Sonuari mengatakan keikutsertaan para KPM PKH tersebut dalam BUMDes sudah dimulai sejak Bulan Agustus 2019.

"Selama menjadi bagian dari unit usaha BUMDes, tingkat perekonomian keluarga semakin meningkat berkat adanya peluang usaha dan dukungan material berupa penyediaan barang dan modal usaha," kata Ikbal. 

Para KPM, lanjutnya, juga diikutsertakan dalam berbagai pelatihan kewirausahaan yang diberikan oleh BUMDes. 

"Selama KPM terlibat di dalam BUMDes Karya Mekar, pendampingan selalu kami lakukan. Baik Pendamping Sosial maupun Pekerja Sosial Supervisor, terus melakukan proses pengembangan kewirausahaan agar para KPM yang terlibat bisa lebih fokus dan terarah dalam mengelola usaha hingga mereka berdaya baik dalam segi sosial maupun ekonomi," terang Ikbal.

Kini mereka mampu menyuplai barang-barang kebutuhan seperti sembako yang ada di Desa Sukajadi maupun desa-desa yang lokasinya berdekatan dengan Desa Sukajadi. 

Salah satu produk usaha bisnis lainnya adalah produk olahan dari tahu yang disebut Sistik Tahu dan Kerupuk Tahu yang dijalankan oleh beberapa KPM. 

Ketua Kelompok Usaha Pasir Gajah Desa Sukajadi, Kecamatan Campaka, Imas Masriah mengungkapkan semula usaha kerupuk tahu ia jalankan bersama rekannya secara mandiri. Kemudian, Pendamping Sosial Kecamatan Sukajadi mencoba melibatkan mereka ke dalam unit usaha bisnis di BUMDes Karya Mekar. 

Saat ini, mereka menjadi bagian dari pelaku usaha bisnis di BUMDes.

Omset kotor yang diperoleh unit usaha bisnis produk olahan tahu mencapai tiga sampai empat juta rupiah per bulan. 

Hal tersebut memberikan sumbangsih kepada PAD (Pendapatan Asli Daerah) Desa dan juga memberikan pendapatan ekonomi pada pelaku bisnis usaha itu sendiri, yaitu para KPM yang terlibat dalam BUMDes tersebut.

Pendamping Sosial Kecamatan Sukajadi, Ali Ahmad Hidayat berharap dengan keterlibatan para KPM di Bumdes Karya Mekar ini mampu memberikan peluang usaha dan tentunya memberikan sumber pendapatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup para KPM. 

"Mereka juga sangat senang karena dapat berperan dan berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan desa yang dikelola melalui BUMDes," kata Ali.

Mensos Ari, demikian ia akrab disapa, berharap kisah dari Cianjur ini dapat menginspirasi Pendamping PKH dan KPM PKH lainnya untuk terus berjuang menuju kemandirian ekonomi dan graduasi sejahtera mandiri. 

"Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, beliau berharap depannya semakin banyak para KPM yang mandiri dan bisa sejahtera. Sehingga pada akhirnya, secara sukarela menyatakan keluar dari kepesertaan PKH, seperti yang sudah dilakukan oleh salah satu KPM Imas Masriah dari Cianjur," tutur Mensos bangga.