CILACAP (16 November 2019) - Kementerian Sosial mengembangkan Kawasan Siaga Bencana (KSB) di wilayah berpotensi megathrust

Pengembangan KSB dilakukan sebagai upaya peningkatan kesiapsiagaan dan mitigasi masyarakat dalam mengantisipasi kejadian bencana dan mengurangi risiko bencana.

Pada tahap awal, KSB dikembangkan di tujuh kecamatan yang tersebar di Kabupaten Cilacap dan Kebumen, Jawa Tengah serta Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Ketujuh kecamatan dimaksud adalah Kecamatan Kalipucang, Kecamatan Pangandaran dan Kecamatan Sidamulih (Kabupaten Pangandaran); Kecamatan Kesugihan dan Kecamatan Adipala (Kabupaten Cilacap); Kecamatan Ayah dan Kecamatan Buayan (Kabupaten Kebumen).

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Harry Hikmat mengatakan KSB fokus untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

Harry menjelaskan bahwa potensi megathrust harus diantisipasi dengan cara edukasi dan menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat agar terhindar dari berita tidak benar (hoaks).

"Dalam edukasi ini, Kementerian Sosial mengembangkan Community-based Disaster Management atau Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat yang diimplementasikan dalam program Tagana Masuk Sekolah (TMS) dan Kampung Siaga Bencana (KSB)," kata Harry dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Kawasan Siaga Bencana di Wilayah Pantai Selatan Pulau Jawa yang berlangsung di Cilacap, Sabtu (16/11) siang.

Pengembangan KSB juga memfasilitasi penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang penanggulangan bencana yang mengatur pembagian tugas dan kewenangan antara pusat dan daerah dalam penanggulangan bencana.

Megathrust adalah gempa karena tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang dapat memicu tsunami.

"Pada tujuh kecamatan tersebut terdapat desa-desa (berdasarkan hasil pemetaan BMKG) yang berada pada jalur megathrust sehingga memiliki risiko bencana tinggi. Sebagian desanya ada yang memiliki risiko rendah terhadap bencana, namun diharapkan dapat menjadi daerah penyangga ketika terjadi bencana," terang Harry di hadapan sejumlah stakeholder yang hadir pada rakor dari Kabupaten Cilacap, Kebumen dan Pangandaran.


Cakupan KSB Meluas

KSB yang dikembangkan Kemensos saat ini, menurut Harry, memiliki jangkauan yang semakin luas.

"Kini, KSB tidak hanya terbatas dari kampung ke kampung, melainkan mencakup daerah-daerah rawan bencana yang berbatasan antar-kabupaten dan/atau antar-provinsi," ungkap Harry.

Rencananya, Kawasan Siaga Bencana di wilayah berpotensi megathrust ini akan dicanangkan oleh Menteri Sosial di Pangandaran pada 22 November mendatang.

"Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi seremonial saja, namun sebagai momentum memperkuat komitmen semua pihak dalam pencegahan risiko bencana," ujar Harry.

Sebelum dilakukan pencanangan KSB, Kemensos telah terlebih dahulu melakukan rakor dengan pemerintah daerah setempat dan para stakeholder terkait.

Rakor ini, disebut Harry, menjadi momentum menyelaraskan komunikasi dan langkah seluruh mitra kerja Kemensos di tingkat provinsi, kota/kabupaten, maupun kecamatan hingga desa.

"Kementerian Sosial, hanya salah satu instansi di tingkat pusat yang menangani bencana alam, sedangkan penanganan bencana alam harus dilakukan secara terpadu, baik di pusat maupun daerah, pada semua tahapan penanggulangan bencana mulai dari pra, saat dan pasca bencana," pungkasnya.