PESISIR SELATAN (21 Maret 2024) – Banjir dan Longsor yang melanda Pesisir Selatan pada Kamis (7/3) lalu memang telah berakhir, namun bukan berarti kesulitan yang dirasakan korban banjir dan longsor telah pula berakhir. Pasca bencana, Kementerian Sosial, pemerintah daerah, warga dan berbagai pihak bahu membahu agar kehidupan pulih seperti sedia kala. Dalam perjalanannya, ada berbagai kendala yang dihadapi warga terdampak, salah satunya adalah terkait pemenuhan kebutuhan air bersih.
Selain merusak bangunan dan perabotan, lumpur yang terbawa bersama banjir dan longsor tersebut membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Sumber mata air yang ada selama ini, kini dipenuhi lumpur bercampur material, batu, pasir, dan kayu sehingga tak layak dikonsumsi dan tak bagus bagi kesehatan. Selain itu, akses untuk air bersih pun terputus di beberapa tempat.
Melihat sulitnya warga mengakses air bersih, Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan arahan pada jajarannya untuk memberikan bantuan air bersih kepada warga terdampak. “Nanti, akan ada petugas untuk menyiapkan air bersih. Ini sudah kami siapkan,” ujar Mensos saat meninjau kondisi warga terdampak banjir – longsor di Pesisir Selatan, Kamis (14/3) lalu.
Bukan sekadar janji manis semata, Mensos Risma pun menepati janjinya. Di beberapa tempat, petugas dari Kemensos segera memasang instalasi air bersih. "Sesuai arahan Bu Menteri Sosial, kami telah memasang empat penjernih air di Kecamatan Batang Kapas dan Kecamatan Sutra. Kami pasang di sana karena daerah itu jadi daerah dengan dampak paling parah. Sementara, belum ada realisasi perbaikan tandon air dari PDAM,” ungkap Taufik Akbar, Task-Force Kemensos yang bertugas memasang instalasi air bersih di lokasi tersebut.
Adapun di lokasi lainnya, personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) juga membagikan sebanyak 20.000 liter air bersih setiap harinya. Dengan tangki air berkapasitas 5.000 liter, mereka berkeliling desa untuk mendistribusikan air kepada warga terdampak. Warga yang sangat membutuhkan air bersih berbondong-bondong menghampiri sumber air dengan membawa galon, ember, jerigen hingga drum masing-masing guna menampung air agar bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
Warga Desa Sungai Nyalo, Rumi mengaku sangat senang dengan adanya bantuan air bersih dari Kemensos. Sebelumnya, dia harus berjalan sejauh 3 kilometer untuk mendapatkan air bersih karena sumber air yang biasa dia gunakan terputus. Sedangkan, perbaikan memakan waktu lama. Rumi dan warga Desa Sungai Nyalo lainnya sudah 10 hari kesulitan mendapatkan air.
"Kami senang sekali sangat membantu, soalnya jarak 3 kilo(meter) ambil air jauh sekali 'kan.. Sekarang, udah ada (bantuan air) di sini yang bisa kami ambil 2 hari sekali, pagi dan sore, untuk bersih-bersih, mencuci, dan memasak," ungkap Rumi.
Tak hanya air bersih, Kemensos juga memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak. Meski banjir telah surut, Tagana tetap berkomitmen untuk terus membantu memenuhi kebutuhan gizi warga terdampak banjir di Kabupaten Pesisir Selatan.
Mereka membagikan 2.000 nasi bungkus untuk berbuka puasa dan sahur, hingga warga dapat beraktivitas seperti sedia kala. Seluruh makanan siap santap diproduksi oleh Tagana, bersinergi dengan Pendamping PKH, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), serta warga yang bersama-sama mengolah masakan di Dapur Umum Kemensos.
Melihat sulitnya warga mengakses air bersih, Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan arahan pada jajarannya untuk memberikan bantuan air bersih kepada warga terdampak. “Nanti, akan ada petugas untuk menyiapkan air bersih. Ini sudah kami siapkan,” ujar Mensos saat meninjau kondisi warga terdampak banjir – longsor di Pesisir Selatan, Kamis (14/3) lalu.
Bukan sekadar janji manis semata, Mensos Risma pun menepati janjinya. Di beberapa tempat, petugas dari Kemensos segera memasang instalasi air bersih. "Sesuai arahan Bu Menteri Sosial, kami telah memasang empat penjernih air di Kecamatan Batang Kapas dan Kecamatan Sutra. Kami pasang di sana karena daerah itu jadi daerah dengan dampak paling parah. Sementara, belum ada realisasi perbaikan tandon air dari PDAM,” ungkap Taufik Akbar, Task-Force Kemensos yang bertugas memasang instalasi air bersih di lokasi tersebut.
Adapun di lokasi lainnya, personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) juga membagikan sebanyak 20.000 liter air bersih setiap harinya. Dengan tangki air berkapasitas 5.000 liter, mereka berkeliling desa untuk mendistribusikan air kepada warga terdampak. Warga yang sangat membutuhkan air bersih berbondong-bondong menghampiri sumber air dengan membawa galon, ember, jerigen hingga drum masing-masing guna menampung air agar bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
Warga Desa Sungai Nyalo, Rumi mengaku sangat senang dengan adanya bantuan air bersih dari Kemensos. Sebelumnya, dia harus berjalan sejauh 3 kilometer untuk mendapatkan air bersih karena sumber air yang biasa dia gunakan terputus. Sedangkan, perbaikan memakan waktu lama. Rumi dan warga Desa Sungai Nyalo lainnya sudah 10 hari kesulitan mendapatkan air.
"Kami senang sekali sangat membantu, soalnya jarak 3 kilo(meter) ambil air jauh sekali 'kan.. Sekarang, udah ada (bantuan air) di sini yang bisa kami ambil 2 hari sekali, pagi dan sore, untuk bersih-bersih, mencuci, dan memasak," ungkap Rumi.
Tak hanya air bersih, Kemensos juga memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak. Meski banjir telah surut, Tagana tetap berkomitmen untuk terus membantu memenuhi kebutuhan gizi warga terdampak banjir di Kabupaten Pesisir Selatan.
Mereka membagikan 2.000 nasi bungkus untuk berbuka puasa dan sahur, hingga warga dapat beraktivitas seperti sedia kala. Seluruh makanan siap santap diproduksi oleh Tagana, bersinergi dengan Pendamping PKH, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), serta warga yang bersama-sama mengolah masakan di Dapur Umum Kemensos.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Kementerian Sosial RI