JAKARTA (01 Desember 2024) - Kementerian Sosial menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Kota Binjai, Sumatera Utara, yang terjadi sejak 27 November 2024. Bantuan ini disalurkan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak yang tersebar di 5 kecamatan dan 16 kelurahan.
Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), Masyriani Mansyur, menyampaikan bahwa Kemensos berkomitmen memberikan respons cepat dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana.
“Kami telah mendistribusikan berbagai jenis bantuan senilai total Rp 470 juta lebih. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak sekaligus mempercepat proses pemulihan pascabencana,” ujar Masyriani, di Jakarta, Minggu (1/12/2024).
Bantuan yang disalurkan meliputi makanan siap saji sebanyak 2.000 paket, makanan anak 100 paket, lauk pauk siap saji 200 paket, kasur 150 lembar, tenda gulung 50 lembar, tenda keluarga portabel 10 unit, selimut 150 lembar, sandang anak 50 paket, family kit 150 paket, dan kids ware 150 paket. Bantuan ini dikirim dari gudang Sentra Bahagia di Medan. Selain itu, dapur umum yang didirikan oleh Dinas Sosial dan Tagana Kota Binjai sejak 27 November 2024 telah menyediakan 3.000 porsi nasi bungkus per hari. Operasional dapur umum direncanakan berakhir pada 1 Desember 2024.
Saat ini, banjir telah surut di seluruh wilayah terdampak. Warga yang dibantu oleh Tagana dan relawan tengah membersihkan sisa lumpur dan sampah di lokasi. Kemensos terus berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Binjai dan berbagai pihak terkait untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi. “Kami akan terus memantau situasi dan siap memberikan dukungan tambahan jika diperlukan,” kata Masyriani.
Banjir di Kota Binjai terjadi akibat hujan deras yang berlangsung sejak Selasa sore, 26 November 2024, hingga Rabu dini hari, yang menyebabkan luapan air dari Sungai Bingai, Sungai Mencirim, dan Sungai Bangkatan. Luapan air ini menggenangi lima kecamatan dan 16 kelurahan, dengan jumlah warga terdampak mencapai 4.076 kepala keluarga, dan 4.108 rumah turut terendam. Meskipun tidak ada pengungsi yang tercatat, banjir ini menimbulkan kerugian materiil dan mengganggu aktivitas warga.