JAKARTA (6 Februari 2020) - Pasca banjir mengepung kawasan ibukota DKI Jakarta pada awal tahun kemarin, Kementerian Sosial mencatat sebanyak 16 orang menjadi korban meninggal dunia. Sebagai bentuk kepedulian pemerintah, Kementerian Sosial menyerahkan santunan kepada sembilan ahli waris di Kantor Walikota Jakarta Pusat, Kamis (6/2).

Anggota Komisi VIII DPR RI, Hidayat Nur Wahid secara langsung menyerahkan santunan ahli waris kepada sembilan korban meninggal dunia akibat banjir di Provinsi DKI Jakarta.

"Mungkin angka yang diberi tidak bisa menggantikan kehadiran saudara dari bapak/ibu sekalian yang sudah wafat, tapi inilah kewajiban kami untuk membantu," kata Hidayat Nur Wahid saat menyerahkan santuan.

Total bantuan yang diserahkan Kementerian Sosial sebesar 135 juta rupiah. Sementara masing-masing ahli waris menerima santunan senilai 15 juta rupiah.

Hadir mendampingi Komisi VIII DPR RI, Plh. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos, M. Syafii Nasution, Walikota Jakarta Pusat, Bayu Meghantara, dan Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Ngapuli Perangin Angin.

Melalui kunjungan pada penyerahan santunan itu, Hidayat menyampaikan rasa terimakasihnya kepada jajaran Kementerian Sosial atas segala kerja kerasnya dalam penanganan terhadap bencana banjir.

"Terimakasih kepada seluruh jajaran dari Kementerian Sosial, rekan-rekan dari Tagana, terimakasih atas kerja keras, kerja ikhlas dan kerja luar biasanya, berkorban untuk kepentingan saudara-saudara kita yang terkena musibah," ujarnya.

Sementara itu, menurut Syafii Nasution, sejak peristiwa banjir lalu, Kementerian Sosial sudah menggelontorkan dana sekitar 10 milyar dalam bentuk material berupa buffer stock, termasuk santunan ahli waris, melalui APBN Kemensos.

"Ini merupakan bentuk kepedulian Kemensos bahwa bencana tidak bisa ditangani oleh satu badan saja, BNPB, tetapi juga Kementerian/Lembaga ikut bersinergi menangani sesuai dengan cluster yang sudah ditetapkan," kata Syafii.

Salah seorang penerima santunan, Sri Suwarni (45) mengatakan bahwa pihaknya merupakan ahli waris dari Sutarso (85) yang meninggal dunia di posko pengungsian lantaran kedinginan pasca banjir menerjang rumah mereka. Dengan nada terbata-bata, ia lantas menceritakan kronologi meninggalnya korban.

"Setau saya, bapak saya kedinginan. Saya lihat bapak saya sudah kaku di kursi roda, karena bapak saya memang udah ngga bisa jalan, udah dingin semua badannya. (Kejadian) itu sekitar jam 2-an di tempat pengungsian," ungkapnya sembari terisak.

Ia menuturkan bahwa santunan yang ia terima akan digunakan untuk biaya pembenahan makam dan pengajian. "Uangnya nanti mau saya pakai untuk benerin makam sama selamatan," ujarnya.