JAKARTA (9 Maret 2020) - Menteri Sosial, Juliari P. Batubara memberikan uang saku senilai 25 juta rupiah kepada Putri Uswatun Hasanah, anak peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kabupaten Lebak yang akan mengikuti perlombaan sains tingkat internasional pada Bulan Mei 2020 di Amerika.
"Kamu bisa berangkat ke Amerika itu hasil dari sebuah kerja keras, tidak semua pelajar mendapat kesempatan seperti ini. Untuk itu, kami mendukung apa yang jadi kebutuhan Putri," ujar Ari, sapaan Mensos saat menerima Putri Uswatun di ruang kerjanya, Senin (9/3).
Mensos menerima audiensi Putri didampingi Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pepen Nazaruddin dan Direktur Jaminan Sosial Keluarga, MO. Royani. Sementara Putri didampingi oleh ibunya yang merupakan KPM PKH, Pendamping PKH dan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lebak, Banten.
Putri merupakan siswi SMAN 1 Malingping, Lebak yang berhasil meraih predikat Juara I bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK) pada perlombaan sains tingkat nasional.
Bersama kelompoknya, ia menciptakan pelet limbah sagu (Metroxylon Sagu) termodifikasi aplikasi pakan buatan pada usaha pembesaran ikan lele dumbo (Clarias sp).
Kejuaraan tersebut berhasil membawanya ke kancah internasional. Ia terdaftar menjadi peserta Regeneron Intel International Science and Engeneering Fair (IISEF) di Amerika Serikat yang berlangsung pada tanggal 15 Mei 2020 mendatang.
Sebagai seorang anak penerima PKH, Mensos Juliari mengatakan pihaknya dari Kementerian Sosial dan Dinas Sosial Pemerintah Daerah Lebak khususnya, merasa bangga dan memberikan apresiasi kepada siswa kelas XI SMAN 1 Malingping, yang akrab disapa Putri.
"Saya mewakili Kementerian Sosial, dan Dinsos Lebak khususnya, turut bangga dan akan mendukung Putri agar bisa berangkat ke Amerika dengan lancar dan selamat sehingga bisa mengikuti lomba dengan baik," ungkap Mensos Ari.
Selain mengapresiasi, Mensos juga turut membekali Putri dengan beberapa pesan, utamanya terkait dengan penguasaan bahasa asing selama berada di Amerika.
"Terutama bahasa, penguasaan bahasa yang sekarang masih agak pasif agar semakin diasah. Masih ada waktu dua bulan lagi untuk belajar berkomunikasi pakai Bahasa Inggris," pesan Mensos.
Karena, lanjutnya, apa yang akan dijelaskan, apa yang akan diuraikan, apa yang akan diekspos itu pasti menggunakan pengantar Bahasa Inggris. Untuk itu, Putri diminta belajar untuk mengaktifkan kemampuannya berbahasa Inggris.
Dalam audiensi tersebut, Mensos banyak berdialog, terutama kaitannya dengan latar belakang Putri. Ia mengingatkan agar berkompetisi di luar negeri tidak perlu dijadikan beban. "Jangan jadi beban gitu, belum apa-apa harus juara dan sebagainya, engga gitu," ujar Mensos Ari.
Bisa sampai di sana saja, imbuhnya, sudah suatu kebanggaan, terlepas dari bisa juara atau tidak. Tapi semangat, motivasi, keinginan, ini yang menjadi modal, yang akhirnya membawa Putri untuk bisa berangkat ke sana.
Sementara itu, Rohmah, ibu kandung dari Putri Uswatun mengaku bangga atas prestasi yang telah dicapai anaknya.
"Alhamdulillah, anak saya dianggap memiliki prestasi. Dan sekarang akan ikut ajang internasional di luar negeri," ujarnya penuh haru.
Ia menjelaskan, meski secara ekonomi ia tergolong tidak mampu, karena hanya berprofesi sebagai buruh tani di desa, namun berkat bantuan dan dorongan PKH, anaknya mampu menunjukkan prestasi yang menggembirakan.
"Putri Uswatun memang anaknya rajin belajar. Dan membantu saya juga dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari di rumah. Bagi kami, pendidikan itu sangat penting," ungkapnya.
Terkait teknis keberangkatan, Mensos juga turut membesarkan hati Rohmah yang sempat gelisah lantaran khawatir tidak dapat memberangkatkan anaknya ke Amerika guna mengikuti ajang perlombaan dimaksud.
"Bahkan tadi beliau mendukung, tadinya dikasih 15 juta untuk stimulan dari Kemensos, tapi Pak Menteri tambah 10 juta jadi 25 juta," katanya dengan wajah berseri.