KABUPATEN BOGOR (6 Juli 2020) - Menteri Sosial, Juliari P. Batubara merealisasikan janji Presiden Joko Widodo kepada korban bencana tanah longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Mensos mengunjungi warga korban tanah longsor untuk menyerahkan langsung bantuan jaminan hidup (jadup) kepada 4.188 KK atau 12.403 jiwa senilai 3,72 miliar.
"Ini adalah realisasi kepada rakyat di Kecamatan Sukajaya, khususnya dari empat desa yang terdampak bencana alam longsor," ujar Mensos di Lapangan Huntara Kampung Nyomplong, Kecamatan Sukajaya, Bogor, Senin (6/7).
Ia menceritakan beberapa waktu lalu sempat mendampingi Presiden mengunjungi lokasi bencana. “Yang saya ingat, beberapa hari setelah bencana tersebut, saya ikut mendampingi Bapak Presiden ke lokasi ini, di bawah sana, di dekat Puskesmas kalo tidak salah. Pada saat itu, kami belum bisa naik sampai sini, belum bisa, masih tertutup tanah longsor semua,” kenang Mensos sembari menunjuk lokasi kejadian.
Bahkan, lanjutnya, pada saat Bapak Presiden ke lokasi bencana, keadaan juga sedang hujan saat itu, sehingga semua pihak yang ada di lokasi ikut ngeri juga. Ini ada Presiden, beberapa Menteri, istilahnya semua tumplek blek di sini," ujar mantan anggota DPR dua periode mengenang kejadian saat itu.
Penyerahan jadup tersebut bersamaan dengan peresmian 1.753 hunian sementara (huntara) oleh Bupati Bogor, Ade Yasin. Hadir juga Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pepen Nazaruddin dan Komandan Korem 061/Surya Kencana, Brigjen TNI Agus Subiyanto.
Dalam kesempatan itu, Mensos juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Bogor dan Danrem 061 yang telah membantunya merealisasikan janji Presiden Joko Widodo.
"Terima kasih, Ibu Bupati dan jajarannya, dan juga Pak Danrem yang sudah merealisasikan komitmen Bapak Presiden untuk warga yang terdampak di huntara ini. Mudah-mudahan pembangunan hunian tetap (huntap) bisa segera diselesaikan agar saudara-saudara kita bisa segera menempati huntap tersebut," ungkap bapak dua anak itu.
Tidak hanya itu, Mensos pun mengingatkan Bupati Bogor agar mengkaji daerah-daerah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana, "Saya kira perlu dibuat suatu kajian yang mendalam untuk beberapa daerah yang rawan longsor," himbau Mensos.
Ia menganggap meski prakteknya di lapangan tidak mudah, namun daerah-daerah tersebut perlu dipertimbangkan kembali kelayakannya untuk dihuni.
“Jika daerah tersebut masih dihuni, bahkan jumlah penduduknya banyak, sampai kapanpun akan terus terjadi bencana alam yang merenggut korban jiwa. Jika saja tidak ada warga yang menghuni 'kan kerugiannya, khususnya kerugian jiwanya, bisa diminimalisir," terang Mensos.
Seperti diberitakan, peristiwa bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Bogor pada Januari 2020 lalu mengakibatkan hujan yang berintensitas tinggi pada empat kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Nanggung, Kecamatan Cigudeg, Kecamatan Sukajaya dan Kecamatan Jasinga.
Bencana itu telah merenggut 16 korban jiwa dan menyebabkan ribuan jiwa mengungsi akibat kehilangan tempat tinggal. Menanggapi hal itu, Kemensos telah melakukan beberapa langkah penanganan darurat dan penyaluran bantuan sosial antara lain pengerahan personel Tagana untuk melakukan aktivitas penanganan darurat bencana dan pelayanan dapur umum, hingga pelayanan dukungan psikososial.
Selain upaya pengerahan relawan kebcencanaan, dikatakan Juliari, Kemensos juga telah mengirimkan berbagai bantuan. “Kita juga sudah mengirimkan beberapa bantuan logistik, santunan ahli waris, juga sembako yang nilainya sekitar 2,67 miliar rupiah", tutur Mensos.
Sehingga, menurut dia, jika seluruh bantuan dari Kemensos, sejak terjadinya bencana sampai saat ini, ditotal sudah mencapai sekitar 6,4 miliar rupiah.
Pengecekan Kondisi Huntara
Usai menyerahkan bantuan jadup, Mensos dan rombongan meninjau langsung huntara untuk memastikan kondisinya layak untuk dihuni. Mensos juga memastikan sumber air yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari.
Sambil memutar kran air di kamar mandi umum, Mensos menyatakan bahwa air di huntara sangat berlimpah. "Wah, ini airnya berlimpah sekali! Airnya juga sangat bening, saya kira layak untuk kebutuhan sehari-hari," katanya memuji ketersediaan air untuk warga.
Sementara Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pepen Nazaruddin mengatakan bahwa bantuan jadup disalurkan melalui kerja sama antara Kemensos dengan Bank Mandiri berbasis mekanisme non tunai.
"Kemensos menyalurkan jadup dengan (basis) non tunai, mereka dibukakan rekening dan diberikan (kartu) ATM, tujuannya adalah agar bantuan sampai ke penerima utuh sesuai dengan hak mereka masing-masing," jelas Pepen.
Ditemui terpisah, salah satu penerima bantuan jadup dari Kampung Nyomplong, Kecamatan Sukajaya, bernama Agus Maulana langsung mencairkan dananya di gerai Mandiri yang telah disiapkan oleh pihak bank.
"Alhamdulillah, saya dapat bantuan sebesar satu juta lima ratus dari Menteri Sosial. Ya, bantuan ini akan saya gunakan untuk kebutuhan pokok, sama biaya sekolah untuk pesantren," ungkap Agus.