PANGANDARAN (22 November 2019) - Menteri Sosial, Juliari P. Batubara, yang sering dipanggil Ari, mencanangkan Kawasan Siaga Bencana (KSB) di Kabupaten Pangandaran. Menteri Sosial menginginkan agar masyarakat di daerah yang sudah dibentuk KSB sudah benar-benar siap ketika menghadapi bencana.

"Pada saat bencana datang, yang tentunya tidak kita inginkan, kita semua, khususnya warga yang ada di KSB ini sudah benar-benar ready. Itu yang penting," ujar Ari di lapangan Kecamatan Kalipucang, Pangandaran, Jumat (22/11).

Kabupaten Pangandaran menjadi tuan rumah pelaksanaan simulasi dan pencanangan KSB di pesisir selatan Pulau Jawa. Pencanangan ditandai dengan pemukulan kentongan secara serempak oleh Menteri Sosial diikuti Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Bupati Pangandaran, dan para stakeholder terkait yang hadir pada kegiatan tersebut.

Dibentuknya KSB dimaksudkan untuk mempercepat terbangunnya pemahaman, kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat sebagai pihak pertama yang berhadapan langsung dengan bencana dan tinggal di sepanjang area megathrust.

Sebelumnya, KSB di dua kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Cilacap dan Kebumen telah lebih dulu dikukuhkan. Menyusul Kabupaten Pangandaran yang merupakan puncak pencanangannya oleh Menteri Sosial pada hari ini.

Mengawali sambutannya, di hadapan seluruh peserta, Ari membangun interaksi dengan menyapa semua personel yang berbaris dari ujung barat ke ujung timur.

"Saya datang ke sini bukan cuma mau duduk-duduk, dengar laporan, atau jalan-jalan, tapi yang paling penting, KSB yang kita canangkan hari ini, yang meliputi Pangandaran, Cilacap dan Kebumen tidak hanya kompak pada hari ini saja," kata Ari, sapaan akrab Mensos.

Belum lagi, lanjut Ari, ini merupakan instruksi langsung Presiden Joko Widodo untuk mengantisipasi daerah-daerah rentan bencana, terutama memasuki musim penghujan.

"Jadi, kita harus antisipasi. Presiden Jokowi selalu mewanti-wanti agar mempersiapkan daerah-daerah yang rentan bencana agar ditingkatkan kesiapsiagaannya," ucap Ari.

Hadir dalam kegiatan, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat, Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, perwakilan Bupati Cilacap dan Kebumen, Aster Kasdam III/Siliwangi, Kolonel Arh. G. Hasto Respatyo, Kepala Basarnas Jawa Barat, Dede Ridwansyah, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Dodo Suhendar dan stakeholder terkait, serta mitra kerja dari berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam dan luar negeri.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat, dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan KSB ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden RI pada Rakornas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juli lalu agar semua pihak sensitif dan antisipatif terhadap bencana.

"Mengingat Indonesia termasuk negara yang paling rawan bencana karena posisinya yang berada pada Ring of Fire (Cincin Api), maka perlu dilakukan edukasi kebencanaan yang disampaikan secara masif kepada masyarakat yang bersangkutan," kata Dirjen.

Kegiatan edukasi ini bukan hanya ditujukan kepada masyarakat dewasa, namun juga melibatkan anak-anak sekolah yang dirangkum dalam kegiatan kegiatan Tagana Masuk Sekolah (TMS).

TMS telah dilaksanakan pada 15 s.d 21 November kemarin di 40 sekolah wilayah tiga kabupaten (Pangandaran, Cilacap dan Kebumen), dengan melibatkan sebanyak 4.600 orang terdiri dari 680 guru dan 3.920 siswa.

"Kegiatan ini mendapat sambutan yang luar biasa dari para siswa, guru, bahkan kepala sekolah di titik-titik rawan bencana. Mereka antusias terlibat untuk melatih diri guna menyiapkan segala sesuatunya apabila terjadi bencana di sekolah masing-masing," kata Dirjen.

Secara keseluruhan, telah terbentuk Kampung Siaga Bencana sebanyak 741 lokasi di Indonesia yang melibatkan 185.250 orang, termasuk di dalamnya 17 lokasi Kawasan Siaga Bencana yang melibatkan 4.250 orang di Kab. Pandeglang, Kab. Lampung Selatan, Kab. Cilacap, Kab. Kebumen dan Kab. Pangandaran.

Dalam pelaksanaannya, Kementerian Sosial berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BNPB, BPBD, Basarnas, BMKG, Kementerian Desa, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, TNI, Polri, Pemerintah Daerah, hingga masyarakat bersangkutan yang mempunyai risiko terdampak bencana.

Penyerahan Bantuan Logistik

Dalam kegiatan pencanangan ini juga dilakukan penyerahan bantuan logistik dengan total bantuan yang diserahkan senilai Rp. 2.308.993.484,- (dua milyar tiga ratus delapan juta sembilan ratus sembilan puluh tiga ribu empat ratus delapan puluh empat rupiah).

Bantuan tersebut terdiri dari bantuan bufferstock penanggulangan bencana masing-masing kepada Provinsi Jawa Barat senilai Rp. 1.081.753.272,- (satu milyar delapan puluh satu juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu dua ratus tujuh puluh dua rupiah) dan Provinsi Jawa Tengah senilai Rp. 1.227.240.212,- (satu milyar dua ratus dua puluh tujuh juta dua ratus empat puluh ribu dua ratus dua belas rupiah).

Adapun bantuan berupa permakanan, tenda serbaguna keluarga berikut tenda gulung, kasur, velbed, hingga family kit dan kids ware, sebagian item barang tersebut akan diberikan ke lumbung sosial Kawasan Siaga Bencana di masing-masing wilayah yang telah dibentuk.