SIGI (25 November 2021) - Pengumuman hasil seleksi Calon Tamtama Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Palu, Sulawesi Tengah pada Rabu (24/11), menjadi berkah tersendiri bagi pasangan suami istri Busa Lawa dan Olif, yang merupakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) asal Desa Sungku, Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. 

Anak pertama mereka, Febriyantho, menjadi salah satu dari 213 orang yang dinyatakan lulus dan akan mengikuti pendidikan sebagai calon TNI selama tujuh bulan kedepan.

"Hari ini, Tuhan telah merubah nasibmu, kawan. Suatu saat nanti, jika kau telah kembali sebagai Prajurit TNI, ketabahanmu, kesabaranmu, bahkan kerendahan hatimu, jangan pernah berubah. Darimu, saya belajar bahwa mujizat itu ada," kata Pendamping PKH Kecamatan Kulawi Selatan, Azis Wilkerson. 

Ia menyampaikan bahwa niat Febriyantho menjadi TNI dilakukan dengan sangat serius. Proses pendampingan pun ia lakukan kurang lebih dua bulan sebelum hari pendaftaran. 

"Terima kasih Tuhan telah mengijinkan saya menjadi pendampingmu, yang sudah mendampingi kurang lebih dua bulan sebelum  mendaftar. Dari mengawasimu lari, restop, push up, sampai mengajarimu berenang dari nol," ungkapnya. 

Dengan diterimanya Febriyantho sebagai calon prajurit TNI, Azis berpesan, untuk tidak melupakan kedua orang tua, saudara (Lairut Laii Ruth Nunca dan Yosis Tuda), yang sudah banyak berkorban, serta sanak saudara dan semua orang yang ikut membantu dalam proses seleksi hingga dinyatakan lulus. 

"Ingat, Ibumu akan sangat bangga. Dia tidak pernah menyangka melahirkan seorang anak yang nantinya akan menjadi prajurit TNI, menjadi kebanggaan keluarga," pungkas Azis penuh haru. 

Sementara, Koordinator PKH Wilayah Sulawesi Tengah 1, Saiful Bakri, menyampaikan kebanggaannya. Menurutnya, proses pendampingan ini membuktikan bahwa SDM PKH tidak hanya menitikberatkan pendampingan pada penerimaan bantuan sosial saja, tapi juga termasuk perhatian, dalam bentuk pendampingan terhadap anak KPM yang memiliki potensi. 

"Alhamdulillah, ada anak KPM PKH yang dinyatakan lulus sebagai TNI. Ini sebuah kebanggaan bahwa pendamping PKH tidak hanya menjadi pendamping bantuan sosial, tapi lebih dari apa yang harus dilakukan oleh seorang pendamping," ujar Saiful. 

Lebih lanjut, dikatakan Saiful, bahwa tugas pendamping kedepan harus bisa lebih jeli melihat potensi yang ada pada anak-anak KPM, "Berikan mereka ruang, kesempatan dan dorong anak-anak KPM mengejar cita-cita mereka," tegasnya.

Kedepan, ia berharap ada banyak anak KPM berprestasi bermunculan, tidak hanya sebagai prajurit TNI, tapi juga di bidang lainnya. 

"Semoga kedepan, akan banyak lahir anak KPM yang dapat memberikan kebanggaan bagi keluarga dan daerah," pungkas Saiful penuh harap.