PASURUAN (27 September 2019) - Jambore dan Bhakti Sosial Tagana Tingkat Nasional yang berlangsung pada akhir Bulan September lalu meninggalkan berbagai kesan tersendiri, terutama bagi mereka yang terlibat dan dilibatkan secara langsung. Terdapat sejumlah agenda program yang diselenggarakan untuk ikut memeriahkan pagelaran yang memakan waktu selama kurang lebih satu minggu ini, di antaranya Tagana Masuk Sekolah, Tagana Peduli Lansia, hingga Idea Sharing Session (ISS).
Di antara kegiatan tersebut, salah satunya adalah Tagana Masuk Sekolah (TMS) yang mengambil lokasi di SMAN 1 Pandaan. Ariadi Nur Awalukianto, Kepala Sekolah SMAN 1 Pandaan menyambut baik kegiatan Kementerian Sosial yang melibatkan sekolah yang dipimpinnya ini.
"Alhamdulillah, teman-teman Tagana sudah berkenan hadir di SMA Pandaan ini," ungkap Ariadi. Menurutnya, meskipun daerahnya bukan merupakan daerah rawan bencana, namun siswa-siswinya perlu mempunyai bekal dasar preventif untuk menghadapi bencana.
Hal ini diperkuat oleh salah satu personel Tagana perwakilan Nusa Tenggara Barat, Dedi Susanto yang ikut mengisi simulasi di Kelas X MIA 1, "Korban bencana meningkat justru disebabkan oleh kepanikan, ketidaksiapsiagaan masyarakat dalam hal menghadapi bencana. Oleh karena itu, simulasi ini penting sebagai dasar pemahaman evakuasi ketika terjadi bencana. Saya bangga, siswa di sini sangat antusias dan cepat memahami proses simulasi kebencanaan".
Banyak input positif yang diperoleh dari kegiatan TMS ini. Kepala SMAN 1 Pandaan juga mengutarakan bahwa melalui kegiatan TMS, siswa-siswi mampu menyerap ilmu kebencanaan dari para Tagana.
"Kami rasa banyak ilmu yang kami dapatkan, khususnya anak-anak kami ini. Pada saat sosialisasi mereka sangat antusias. Kemudian, pada saat simulasi, mereka menunjukkan semangat yang luar biasa", terang Ariadi.
Dalam pelaksanaannya, personel Tagana dari 34 provinsi dilebur ke dalam beberapa kelompok kecil guna memberikan penjelasan singkat mengenai jenis-jenis kebencanaan serta memperagakan simulasi evakuasi bencana, khususnya gempa bumi, kebakaran, gunung meletus, banjir dan tanah longsor yang diikuti oleh seluruh siswa di kelas tersebut.
"Selamat melaksanakan Jambore, semoga ke depannya kegiatan semacam ini tetap melibatkan SMA, tidak hanya SMP dan SD. Agar apa yang sudah berjalan sekarang tetap menjadi bekal pengetahuan untuk menghadapi bencana apapun", tutup Ariadi.