SUBANG (8 April 2024) “Terima kasih sudah dibuatkan rumah, dari yang asalnya reyot sekarang jadi layak huni. Terima kasih, Ibu Menteri (Sosial),” kata Kasmi (52) di rumah barunya di Kabupaten Subang, Jawa Barat, didampingi anak tunggalnya, Wahyudin (42). Begitu kalimat pertama yang terucap dari bibir Kasmi saat tim Kementerian Sosial datang untuk mengevaluasi hasil perbaikan rumah yang kini telah ditempati Kasmi dan Wahyudin.

 

Rumah yang terletak di sebuah gang kecil di Kampung Gardumukti, Kecamatan Tambakdahan, Kabupaten Subang itu kini telah layak huni. Dinding yang semula hanya berupa anyaman bambu dan nyaris roboh, kini telah berganti batako yang kokoh dilapis semen. Cat hijau muda menambah kesan nyaman dan segar rumah baru Kasmi.

 

Perbaikan rumah Kasmi dari reyot menjadi layak huni merupakan bantuan dari Kementerian Sosial. Pekerja Sosial Madya dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) di Bandung Dudi Juhana, mewakili Pekerja Sosial Utama Sunarti, yang mendampingi proses perbaikan rumah dari awal, mengatakan aduan permintaan perbaikan terhadap rumah tidak layak huni di Subang milik Kasmi mereka terima pertama kali pada 28 Agustus 2023. Informasi itu diperoleh melalui Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Command Center (SIKS-CC).

 

Aduan itu didelegasikan kepada Direktorat Jaminan Sosial di bawah naungan Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial sebagai penyelenggara program Rumah Sejahtera Terpadu (RST). Setelah aduan itu dikaji, kemudian diteruskan untuk ditindaklanjuti oleh BBPPKS di Bandung yang memiliki jarak jangkauan terdekat dari lokasi.

 

“Tiga hari setelah menerima aduan itu, pada 31 Agustus 2023, kami langsung bergerak ke lokasi. Pada tahap awal, kami berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Subang dan survey kondisi rumah,” ujar Dudi.

 

Dudi menyampaikan saat itu, hasil survey menunjukkan kondisi rumah sangat tidak layak huni dengan sebagian dinding dari anyaman bambu telah reyot. Bagian dalam rumah penuh sampah dengan kondisi lantai lembab dan berbau. Beberapa perlengkapan rumah tangga tampak berantakan dan tidak layak dimanfaatkan kembali. Sementara, kondisi Kasmi tampak pucat dan lemah, dengan kaki dan tangan bengkak sehingga ia lebih banyak berbaring. Saat dikunjungi, Kasmi sedang tinggal di rumah adik bungsunya, Sukemi, tak jauh dari rumahnya.

 

“Dua bulan berikutnya, setelah melalui serangkaian koordinasi dan pengajuan dana perbaikan rumah sebesar Rp20 juta, pada 31 Oktober 2023, kami kembali untuk menyerahkan dana itu ke kelompok masyarakat karena pembangunannya menggunakan sistem gotong royong warga,” tambahnya.

 

Pada 4 November 2023, pembongkaran dan pembangunan rumah dimulai. Tak butuh waktu sebulan, perbaikan rumah telah rampung di bulan yang sama. Namun, masih harus dilakukan penyempurnaan pada sejumlah hal, misalnya sarana air bersih dan penerangan, hingga benar-benar siap ditempati pada Desember 2023.

 

“Setelah siap ditempati, rumah Kasmi juga kami lengkapi dengan sepaket perlengkapan rumah tangga yang disalurkan secara bertahap, termasuk bantuan sembako. Semoga rumah ini menjadi harapan baru bagi Kasmi dan Wahyudin,” katanya penuh harap.

 

Adapun, dalam rangka pemulihan kondisi kesehatan Kasmi, Kemensos bekerja sama dengan penyedia fasilitas kesehatan setempat, merujuk Kasmi ke rumah sakit terdekat, yakni Rumah Sakit Pamanukan Medical Center (RS PMC), serta memberikan pendampingan selama proses perawatan.


Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI