GUNUNGKIDUL (16 November 2022) – Sesuai arahan Menteri Sosial Tri
Rismaharini, jajaran Kementerian Sosial memberikan santunan kepada keluarga
korban ambruknya atap Sekolah Dasar Muhammadiyah 3 Bogor Playen. Tragedi di
Kabupaten Gunungkidul ini menyebabkan satu orang meninggal.
Mendampingi
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Efendi, Direktur
Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non Alam (PSKBSNA) Mira Riyati
Kurniasih hadir meninjau lokasi kejadian di Jalan Manthous KM 2 Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (14/11).
Kehadiran
Mira juga atas arahan Mensos untuk memberikan santunan kepada ahli waris korban
meninggal dan korban luka-luka.
“Setelah
kejadian, kami langsung diinstruksikan Bu Menteri (Menteri Sosial) untuk
berikan santunan dan Alhamdulillah, tanggal 11 (November) kemarin, sudah selesai
kami berikan. Untuk korban meninggal, kami serahkan santunan sebesar Rp15
juta, langsung ke rumah duka. Sedangkan, yang luka-luka, juga sudah kami berikan, masing-masing Rp2,5 juta,” katanya.
Selain
santunan, Kemensos juga memberikan bantuan senilai Rp100 juta untuk perbaikan
atap sekolah yang rubuh. Bantuan ini diserahkan secara simbolis oleh Menko PMK
kepada perwakilan SD Muhammdiyah 3 Bogor Playen. Adapun sebagai tambahan, masing-masing korban
juga mendapatkan paket sembako.
Pada kesempatan yang sama, turut hadir Bupati Gunungkidul, Sunaryanta.
Sementara
itu, kejadian nahas yang merenggut nyawa satu siswa itu menyisakan trauma bagi
siswa maupun orang tua. Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan oleh Sentra "Antasena" di Magelang, diketahui sebagian siswa masih menunjukkan keengganan untuk
pergi ke sekolah lantaran melihat langsung temannya tertimpa atap. Hingga saat
ini, anak-anak masih diliburkan.
Mengetahui
hal tersebut, Kemensos melalui Sentra "Antasena" di Magelang menurunkan Tim
Layanan Dukungan Psikososial untuk memulihkan trauma anak-anak.
“Dari
hasil asesmen, memang anak-anak memerlukan layanan dukungan sosial (LDP) untuk
pemulihan trauma. Dari Sentra "Antasena" di Magelang, kita menurunkan pekerja sosial dan penyuluh
sosial untuk berikan kegiatan rekreatif agar anak-anak bisa sejenak melupakan
kejadian traumatis itu,” kata Kepala Sentra "Antasena" di Magelang, Mas Kahono Agung.
LDP
dilakukan selama dua hari, dari tanggal 14 hingga 15 November bertempat di Balai
Kalurahan Playen, Gunungkidul. Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua sesi dimana sesi
pertama untuk siswa kelas 3 hingga 6 dan sesi kedua untuk murid Kelompok
Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), dan siswa kelas 1 dan 2.
Setiap
sesi dihadiri oleh lebih dari 300 anak. Pada kegiatan LDP, anak-anak diberikan
terapi untuk menghilangkan trauma dan kecemasan. Diantaranya, lewat kegiatan
menggambar, bernyanyi dan bermain. Salah satu yang menonjol adalah terapi kupu -kupu atau metode butterfly hug, yaitu
satu metode terapi dengan cara memeluk diri sendiri untuk menghilangkan stres dan kecemasan.
Anak-anak
mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Mereka juga diajak mengikuti
lomba-lomba dalam rangka hari pahlawan.
Adapun, kegiatan LDP terlaksana dengan baik atas kerja sama dengan berbagai pihak,
diantaranya Tim Disaster Manajemen Center UAD, Muhamadiyah Disaster Manajemen
Center DIY, Ikatan Psikolog Klinis DIY, Lazizmu dan Relawan Muhamadiyah.
Kemudian,
Sentra "Antasena" di Magelang juga memberikan bantuan biaya permakaman bagi keluarga korban meninggal
senilai Rp2 juta.
Sebelumnya, atap SD Muhammadiyah 3 Bogor Playen Gunung Kidul roboh pada Selasa (8/11). Kejadian ini berlangsung saat proses belajar mengajar masih berlangsung hingga menyebabkan satu anak meninggal dunia dan 11 lainnya mengalami luka-luka.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI