BOGOR (7 Agustus 2020) - Kabar bahagia datang dari Kabupaten Bogor. Pasalnya, dalam acara Rapat Koordinasi Teknis dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang digelar di Kabupaten Bogor, dihadirkan salah seorang Keluarga Penerima Manfaat (KPM) asal Cibeureum yang telah keluar dari PKH, yaitu Dahlia.
Raut wajah bahagia terpancar dari wajahnya saat menerima piagam penghargaan dari Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Pepen Nazaruddin.
Dalam pernyataannya, Dahlia mengaku sangat bersyukur bisa mundur dari PKH (graduasi mandiri) dan tidak lagi menerima bantuan dari pemerintah. "Alhamdulillah, saya bisa keluar dari program ini sehingga bisa digantikan dengan warga miskin lainnya," kata Dahlia.
Pernyataan itu disampaikan dalam sela-sela acara Rapat Koordinasi Teknis dan Peningkatan Kualitas SDM PKH Kabupaten Bogor, Kamis (6/8).
Keputusan untuk mengundurkan diri dari penerima bantuan PKH itu, dikatakan Dahlia, diambil pasca usaha servis barang-barang elektronik yang dijalankan suaminya mengalami kemajuan. Meski dia sendiri mengaku mempunyai unsur komponen anak balita yang masih memungkinkan untuk diberikan bansos PKH.
"Saya sudah menjadi peserta PKH selama 3,5 tahun. Namun, seiring mulai membaiknya penghasilan suami, kami putuskan mengembalikan bantuan itu kepada pemerintah. Kami memilih mundur dari penerima bantuan," terang Dahlia.
Sejak memutuskan graduasi mandiri, Dahlia menuturkan kini dirinya dapat bernafas lega lantaran telah mampu keluar dari permasalahan kemiskinan yang sempat mengungkung dia dan keluarganya.
"Berkat bantuan dan bimbingan dari Pendamping PKH, alhamdulillah, penghasilan keluarga saya sekarang bisa mencapai 4-5 juta setiap bulannya,” sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Yanti Gunayanti, menjelaskan PKH sangat membantu program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dalam hal pengentasan kemiskinan. Dia menambahkan salah satu ingikator keberhasilan kinerja Pemerintah Daerah adalah berkurangnya angka kemiskinan.
Untuk itu, pihaknya menekankan bahwa peningkatan jumlah graduasi harus terus didorong agar warga prasejahtera lainnya bisa mendapatkan giliran menerima bansos PKH. “Kami, bersama SDM PKH Kabupaten Bogor, akan berusaha keras agar banyak KPM PKH yang tergraduasi sehingga jatah yang mereka tinggalkan dapat diisi oleh warga miskin lainnya,” tandas Yanti.
Hingga Juli 2020, angka kemiskinan di Bumi Tegar Beriman melonjak hingga di angka 9,6 persen. Sebelumnya, kemiskinan di Kabupaten Bogor berkisar di angka 6,6 persen. Meningkatnya angka kemiskinan itu tidak terlepas dari dampak pandemic COVID-19 yang masih terjadi hingga saat ini.