BANJARBARU (21 Januari 2021) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Selatan untuk menindaklanjuti arahan Presiden RI, Joko Widodo yang telah berkunjung pada Senin (18/1) lalu.

"Musibah ini menjadi kesempatan untuk menakar kemampuan dan daya tahan lingkungan Kalimantan Selatan," ujar Muhadjir di Banjar Baru, Kamis (21/1).

Menurutnya, jika daya tahan lingkungan sudah baik, meski dihadapkan pada badai La Nina atau badai-badai lainnya, maka bumi Kalimantan Selatan akan tetap bertahan atau setidaknya tidak separah kini.

"Sekarang 'kan yang terdampak ada 11 kabupaten/kota dari total 13 kabupaten/kota di Kalsel," ungkapnya.

Dengan adanya fakta banjir Kalsel, kata dia, menunjukkan daya tahan lingkungan masih lemah. Untuk itu, lanjutnya, perlu dilakukan kajian mendalam agar banjir Kalsel 2021 tidak terjadi lagi atau setidaknya tidak separah sekarang.

"Perlu juga membentuk pemahaman bagi warga, baik disisipkan dalam pendidikan formal/informal, maupun pengkajian menyeluruh, seperti dijanjikan Sekda Kalsel tadi, bahwa akan akan pengkajian menyeluruh terkait banjir ini," jelasnya.

Ia juga menyoroti kerusakan infrastruktur fasilitas umum dan pemukiman warga akibat banjir. Ia menambahkan perlunya rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon) infrastruktur yang rusak berat dan ringan pasca bencana nanti.

"Perlu pengkajian pembangunan pemukiman kembali, relokasi, atau bangunan rumah warga yang ada ditingkatkan kapasitasnya sehingga jika terjadi lagi banjir tidak berdampak besar bagi pemukiman warga," paparnya.

Saat ini,  ia meminta para stakeholder setempat bisa mengatasi kedaruratan sementara dengan mempercepat air yang menggenang agar segera surut, "Tentu dengan harapan tidak ada lagi hujan susulan dengan intensitas tinggi selanjutnya," tambahnya.

Kedatangan Muhadjir juga sekaligus membawa bantuan bagi para pengungsi yang sementata ditampung di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional IV Kalimantan yang berlokasi di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

"Tidak banyak (bantuan yang saya bawa), ini untuk menunjukkan kepedulian pemerintah kepada mereka. Kemarin 'kan Presiden dan Menteri lain juga sudah memberikan bantuan," imbuhnya.

Disela-sela kunjungannya, Muhadjir melihat salah satu pengungsi yang baru melahirkan seorang anak perempuan pada Selasa (19/1) lalu dan menujunya. 

"Saya tambahkan Ningrum ya, Bu, pada namanya, biar menjadi anak yang cantik, pintar, berbakti untuk agama, orang tua, masyarakat," ujarnya kepada sang ibu. 

Sampai dengan saat ini, total pengungsi di BBPPKS sendiri ada 220 orang, terdiri dari warga Banjar Baru dan Kabupaten Banjar yang rumahnya terendam banjir.