JAKARTA (8 Februari 2023) - Menteri Sosial Tri Rismaharini begitu sangat memikirkan keselamatan para penyintas korban bencana dan ingin memberikan kenyamanan bagi para penyintas di lokasi pengungsian. Beliau mendorong adanya kegiatan positif sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Perkembangan mitigasi bencana yang dilakukan oleh Kemensos semakin ditingkatkan. Sebagai inovasinya, di awal tahun 2023, Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) bekerja sama dengan Pusdiklat dan Pengembangan Profesi menggandeng Komando Pasukan Khusus untuk memberikan Pelatihan Pembentukan Task-Force Tagana.

Kegiatan Pelatihan Task-Force Tagana yang diikuti oleh 30 orang peserta akan dilaksanakan selama 14 hari. Tiga hari pertama dilakukan pelatihan di Markas Kopassus Cijantung, selanjutnya di Sentra Terpadu Inten Soeweno dan Tagana Center yang berlokasi di Sentul, Jawa Barat.

Wakil Danjen Kopassus, Asisten Teritori Kol. Inf. Irfan Amir menyambut baik Kementerian Sosial dan mengapreasiasi kegiatan Task-Force Tagana sebagai upaya dalam menciptakan Tagana yang berkarakter positif, disipilin dan bertanggungjawab, serta memiliki jiwa kemanusiaan dan berwawasan kebangsaan.

“Melalui pelatihan ini, peserta akan diberikan pelatihan dan pemahaman pembentukan karakter disiplin serta tanggung jawab. Diharapkan ke depannya akan terbentuk karakter positif yang dapat melatih ketahanan mental pribadi dalam menghadapi situsi tersulit saat kebencanaan”, ujar Irfan Amir dalam pembukaan Pelatihan Pembentukan Task-Force Tagana di Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (8/2).

Dengan kondisi Indonesia yang berada pada Kawasan ring of fire di beberapa wilayah yang dilalui  jalur megathrust memiliki potensi besar terkena banjir, erupsi gunung berapi dan tentunya gempa yang berpotensi tsunami. Plt. Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Robben Rico, mengungkapkan sebagai pilar utama penanganan bencana, Kemensos menyiapkan Task-Force Tagana sebagai  tenaga khusus dibidang kebencanaan yang senantiasa siap menangani permasalahan yang dibutuhkan oleh masyarakat terdampak bencana.

Task-Force Tagana harus siaga, antisipasif, responsif dan adaptif diikuti dengan skill yang mumpuni dalam menghadapi bencana yang datang tak terduga. Pemahaman baru yang harus dimiliki oleh Task-Force Tagana adalah mampu menciptakan infrastruktur dan paham bagaimana membuat jalur evakuasi yang harus disiagakan. Wawasan luas tentang kebencanaan juga harus ditingkatkan agar bisa mengedukasi masyarakat luas.

Task-Force Tagana dipersiapkan sebagai upaya antisipasi kemungkinan terburuk saat terjadinya bencana. Tagana dan Kemensos wajib berikhtiar terutama untuk mengamankan, menyelamatkan  masyarakat di daerah rawan bencana.

Pelatihan dan pembentukan Task-Force Tagana yang dilaksanakan, tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan relawan tetapi juga dapat memberikan peluang jenjang dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Kemensos berharap para Tagana memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan jauh lebih baik dalam penanganan bencana di Indonesia.