KEBUMEN (20 November 2019) - Dalam upaya memaksimalkan mitigasi bencana, tiada henti pemerintah melakukan sosialisasi kesiapsiagaan terhadap masyarakat yang hidup di daerah rawan bencana. Salah satunya, melalui program Kawasan Siaga Bencana (KSB) yang dicanangkan oleh Kementerian Sosial.
Sakiyah (62), warga Kecamatan Buayan merasa bersyukur bahwa daerahnya menjadi salah satu lokasi terpilih dicanangkannya KSB.
"Usia sudah 62 tahun, tidak terbayang jika keluarga saya menjadi korban bencana. Semoga ndak terjadi apa-apa di daerah kami. Tapi, paling tidak dengan adanya latihan seperti ini, saya jadi tahu harus kemana dan berbuat apa dalam menyelamatkan keluarga jika terjadi bencana," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Selia yang sedang hamil delapan bulan, saat menyaksikan simulasi penanggulangan bencana gempabumi dan tsunami pada Apel Pengukuhan Kawasan Siaga Bencana Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen di lapangan Desa Adiwarno.
Kabupaten Kebumen memiliki garis pantai sepanjang 52 km. Pesisir pantainya yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan melewati delapan kecamatan ini praktis menjadikannya daerah yang memiliki potensi kerawanan tinggi terhadap bencana tsunami.
Sebagai salah satu kawasan yang berpotensi akan megathrust, gempa bumi dan tsunami selalu membayang-bayangi kabupaten ini.
"Saya, mewakili Pemerintah Kabupaten Kebumen, mengapresiasi setinggi-tingginya atas kepedulian Kementerian Sosial terhadap daerah-daerah yang relatif berpotensi bencana," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Eko Widianto selaku inspektur upacara.
Melalui adanya KSB, partisipasi masyarakat Buayan diharuskan semakin meningkat dalam penanggulangan risiko bencana.
"Penanggulangan risiko bencana dengan pendekatan berbasis masyarakat, mengusung semangat gotong royong, kesetiakawanan dan keariafan lokal merupakan kekuatan dari program KSB ini," tegas Eko kembali.
Sementara itu, Sunati, Kepala Sub Direktorat Pemulihan dan Penguatan Sosial, Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial menyampaikan bahwa pengelolaan manajemen kebencanaan harus dilakukan secara terpadu, menyeluruh, terencana dan terorganisir.
"Melalui KSB, diharapkan Kabupaten Kebumen akan semakin kokoh dalam menyiapkan diri guna menghadapi kebencanaan," tandasnya.
Upacara pengukuhan KSB Kecamatan Buayan dan simulasi penanggulangan bencana yang dilaksanakan pada Rabu (20/11), merupakan puncak kegiatan pembentukan KSB di Kabupaten Kebumen, yang melibatkan berbagai unsur masyarakat dari lima desa dan dipadukan dengan pelaksanaan program Tagana Masuk Sekolah (TMS) yang tersebar di 12 sekolah.
Seluruh rangkaian kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan pada amanat Presiden, Joko Widodo akan pentingnya kesadaran dan pemahaman terhadap kebencanaan bahwa "Bencana tidak dapat dihindari namun korban dapat diminimalisir."
Penuh Rasa Haru dan Air Mata
Terjadi momen mengharukan sesaat sebelum panitia pusat berpamitan dari Kabupaten Kebumen. Kebersamaan yang terjadi selama tiga hari belakangan menyisakan cerita tersendiri usai pengukuhan dan simulasi Kawasan Siaga Bencana di Kecamatan Adiwarno, Kabupaten Kebumen.
Kepala Desa Adiwarno, Wawan Rajiko, berjanji akan terus mengembangkan program KSB di desanya dengan mengalokasikan anggaran tersendiri setiap tahunnya, khusus untuk peningkatan SDM dalam mitigasi bencana.
"Bahkan jika ada anggaran lebih, seluruh anggota KSB Adiwarno perlu diajak untuk melihat Tagana Center di Sentul, karena ini sangat bermanfaat buat kami juga," kata Kepala Desa yang disambut dengan tepuk tangan serta uraian air mata haru dari para personel KSB Adiwarno.