NGANJUK (16 Februari 2021) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mendorong percepatan penanganan pasca bencana tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Mensos Risma meminta langkah cepat dari Forum Pimpinan Kepala Daerah (Forkopimda) Nganjuk dalam upaya relokasi tempat tinggal korban.
“Nanti setelah ini, saya akan komunikasi dengan Forkopimda. Karena seperti kejadian kemarin di Kebumen dan Halmahera Utara, rumahnya tidak bisa lagi ditempati. Kalau ada yang menempati, takutnya (kami khawatir nanti) terjadi (bencana) lagi,” kata Risma saat meninjau posko utama tanggap darurat bencana tanah longsor di Kantor Kecamatan Ngetos, Selasa (16/2).
Berbagai jenis bencana yang terjadi ini, menurutnya merupakan dampak dari global warming. “Dampak global warming ini luar biasa. Curah hujan cukup tinggi. Kalau tidak reliable (untuk kembali tinggal) disitu, memang harus dipindah. Terkait masalah lahannya bagaimana, nanti akan saya diskusikan,” tambahnya.
Risma lantas langsung mengkomunikasikan hal itu dengan Forkopimda Nganjuk, mulai dari Camat dan Kepala Desa Ngetos, Kapolres, Dandim, hingga Bupati Nganjuk. Dalam dialog tersebut, Risma minta data keseluruhan korban terdampak bencana dan lahan yang disiapkan untuk relokasi.
Merujuk dari keterangan Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat, terdapat 54 Kepala Keluarga (KK) atau 186 jiwa yang terdampak bencana tanah longsor di Dusun Selopuro, Ngetos. Jadi, lahan yang diperlukan untuk relokasi, luasnya kurang lebih 25 hektar.
Menanggapi permohonan Risma, Bupati Nganjuk menyampaikan, saat ini Pemkab Nganjuk tengah menyiapkan rumah sementara (sebelum warga direlokasi ke hunian baru) di Desa Sendang Bumen, Kecamatan Berbek.
“Di sana ada rumah eks pemberian hibah dari Kementerian PUPR. Dulu (digunakan) untuk transmigrasi, ada 80 unit rumah, 40 unit rumah terisi dan 40 rumah sekarang ini kosong bisa ditempati,” jelas Bupati.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, yang hadir tak lama setelah kedatangan Mensos itu pun, menyampaikan ungkapan belasungkawa kepada para pengungsi yang kehilangan anggota keluarga mereka.
“Kami ikut berduka cita dan prihatin atas kejadian ini. Mudah-mudahan masyarakat Nganjuk, khususnya yang tertimpa bencana ini, bisa segera bangkit kembali. Kepada keluarga yang ditinggalkan, mohon diikhlaskan,” kata Muhadjir di hadapan penerima santunan ahli waris korban meninggal dunia.
Ia turut mendukung langkah relokasi yang diupayakan Mensos Risma. “Saya sangat dukung. Kepada bapak/ibu yang akan direlokasi mohon diterima dengan lapang dada, lebih baik selamat daripada nggandoli (mempertahankan) rumah yang sudah tidak aman,” tutur Muhadjir.
Dalam upaya penanganan longsor Nganjuk ini, Kemensos menyalurkan bantuan untuk Pemkab Nganjuk senilai Rp443.940.300 terdiri dari bantuan logistik (300 paket makanan siap saji, 300 paket makanan anak, 300 lembar matras, 200 lembar kasur, 200 lembar selimut, 50 paket kids ware dan 100 lembar tenda gulung), santunan ahli waris untuk 12 keluarga korban meninggal dunia (masing-masing Rp15 juta), serta santunan untuk 2 korban selamat dengan luka berat (masing-masing Rp5 juta).