JAKARTA (25 Mei 2020) -  Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriah kepada umat Islam di seluruh Tanah Air. Dia mengajak seluruh masyarakat untuk tetap semangat menghadapi pandemi ini dan berharap segera berakhir.

“Saudara-saudaraku umat Islam, mari terus berdoa agar cobaan ini dapat dilalui dengan baik. Mensos juga memastikan, negara terus bekerja membantu masyarakat terdampak COVID-19,” ujar Juliari, melalui akun instagramnya @juliaribatubara, dikutip keterangan tertulis,Senin 25 Mei2020.

Sebelumnya, Mensos Juliari, bersama jajaran Kemensos, dan Dirut PT Pos turun langsung ke berbagai pelosok daerah mengecek dan memastikan distribusi bantuan sosial (bansos), baik bansos sembako maupun bansos tunai tersampaikan ke tangan keluarga penerima manfaat (KPM). Menyusuri jalur darat, dua hari sebelum Lebaran, Mensos bergerak menuju empat kota di Jawa Tengah memastikan bansos sampai ke tangan KPM. Lalu pagi hingga menjelang sore H-1 (Sabtu, 23 Mei 2020) beberapa jam sebelum takbir berkumandang, ayah dua anak ini masih turun lapangan.

Mensos mengecek proses distribusi bansos di Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor. “Saya pastikan, bansos sudah sampai ke tangan KPM pada malam takbiran,” kata Juliari, baru-baru ini. Dari hasil cek langsung ke lapangan di berbagai daerah, Mensos menyimpulkan proses distribusi bansos trennya semakin baik, lancar, dan tertib. Dari jutaan penerima bansos, wajar bila ada satu dua kasus yang mungkin kurang sempurna.

“Mendistribusikan bantuan kepada sembilan juta kepala keluarga (KK) dalam hitungan pekan, itu kan bukan pekerjaan mudah. Saya saksikan sendiri, mayoritas masyarakat bisa tertib. Duduk tenang menunggu giliran dipanggil oleh petugas di Kantor Pos. Kemudian juga mengenakan masker, dan mengikuti aturan jaga jarak,” katanya. Juliari mengajak media untuk memberikan perhatian dan apresiasi terhadap kenyataan mayoritas yang baik ini. Lalu, juga memberikan porsi publikasi yang sewajarnya untuk satu dua kasus yang lain.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemensos Hartono Laras menyatakan, dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19, Kementerian Sosial menyelenggarakan perlindungan sosial melalui program reguler yakni Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyasar 10 juta keluarga untuk 34 provinsi di 514 kabupaten/kota.

“Sebelumnya, PKH disalurkan setiap tiga bulan sekali. Mulai April disalurkan setiap bulan,” kata Hartono.

Kemudian Program Bantuan Pangan Non Tunai (Program Sembako), yang menyasar 20 juta keluarga, untuk 34 provinsi di 514 kabupaten/kota. Program Sembako disalurkan setiap bulan dan ada kenaikan nilai bantuan dari Rp150 ribu menjadi Rp200 ribu per KPM per bulan.

“Pada kedua program reguler tersebut, data penerima bansos diambil dari DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) yang datanya diup date oleh pemerintah daerah, dan ditetapkan setiap tiga bulan sekali ditetapkan oleh Mensos,” ujar Hartono.

Kedua program yaitu PKH dan Program Sembako (BPNT) menjangkau jumlah keluarga yang sangat besar. Maka menurut Hartono, dalam masa pandemi ini kedua program juga harus dipastikan segera tersalurkan untuk mengamankan orang-orang miskin yang selama ini sudah susah hidupnya dan sangat rentan terkena dampak COVID-19.

“Mereka harus juga segera menerima bantuan. Alhamdulillah PKH sudah tersalurkan semua termasuk terhadap penerima yang tambahan. Sedangkan Program Sembako (BPNT) tinggal sedikit akan tuntas tersalurkan, khususnya sisa terhadap penerima yang tambahan,” katanya.

Selain program reguler, Kemensos juga diberi tugas oleh Presiden Jokowi untuk menyelenggarakan kebijakan jaring pengaman sosial (social safety net). Kebijakan ini diimplementasikan melalui dua skema bansos non reguler, yakni Bansos Sembako dan Bansos Tunai. Bansos Sembako bantuan Presiden mencakup masyarakat terdampak COVID-19 untuk wilayah DKI Jakarta dengan jumlah sasaran 1,3 juta keluarga. Nilai bantuan sebesar Rp600 rib per bulan per keluarga selama tiga bulan (disalurkan setiap bulan dua kali).

Bansos Sembako juga menjangkau 600 ribu keluarga terdampak di wilayah perbatasan DKI Jakarta (yaitu, sebagian Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Depok, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan). Nilai bantuan sebesar Rp600 ribu per bulan per keluarga selama tiga bulan (disalurkan setiap bulan dua kali). Kemudian untuk Bansos Tunai (BST), menjangkau sembilan juta keluarga di 33 provinsi di 503 kab/kota di luar Jabodetabek (di luar penerima PKH dan Program Sembako). Nilai bansosnya Rp600 ribu per bulan per keluarga selama tiga bulan. Pencairan bantuan oleh PT Pos dan bank-bank negara.

“Kedua skema bansos non reguler tersebut, data penerima diusulkan oleh daerah (kab/kota) sesuai alokasi pagu. Bisa merujuk DTKS di daerahnya masing-masing yang belum mendapatkan PKH dan Program Sembako (BPNT). Bisa juga dimasukkan keluarga non DTKS yang terdampak COVID-19,” kata Hartono.

Keluarga non-DTKS yang terdampak COVID-19 adalah mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, para pekerja sektor informal, buruh harian, dan orang-orang yang kehilangan sumber mata pencahariannya secara mendadak. Mereka berpotensi menjadi miskin baru- atau masuk masyarakat kondisi sosial ekonomi terendah (lapis bawah).