SURABAYA (14 Januari 2024) - Kementerian Sosial berupaya memperkuat kewirausahaan dengan menggelar workshop Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) di Kaza Mall Surabaya, Sabtu (13/01). Kegiatan tersebut  mengusung tema  Pelatihan Penguatan Pemberdayaan KPM PENA Graduasi dan Pelatihan Penguatan Kapasitas Pendamping Sosial PENA. Kegiatan tersebut diikuti 292 peserta yang terdiri atas penerima manfaat dan pendamping bantuan sosial. 

Pelatihan yang berlangsung dari pukul 10.00 - 15.00 WIB tersebut diikuti oleh 62 KPM PENA Surabaya, 70 KPM PENA Sidoarjo, 66 SDM PKH Surabaya, 45 SDM PKH Sidoarjo, 31 TKSK Surabaya dan 18 TKSK Sidoarjo. 

Plt. Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Beni Sujanto menyampaikan berbagai kegiatan dapat diikuti dalam workshop ini. Peserta dapat memilih salah satu kelas di antaranya workshop membuat Cromboloni, digital marketing, literasi keuangan, riset UMKM, videografi, konsultasi branding dan pakacging, workshop pembuatan sandal modifikasi, dan workshop pembuatan sulaman gantungan kunci. 

Wiwit Manfaati (56), instruktur menyulam di kelas workshop mengatakan, pemberdayaan penerima manfaat penting, salah satunya untuk meningkatkan pendapatan keluarga.  

"Ibu Menteri pernah mengatakan bahwa target utama  PENA adalah mencetak mesin kedua dalam rumah tangga utamanya para ibu untuk mendapatkan income selain dari suami," ujar Wiwit. 

Dalam kelas yang dipandu langsung oleh pemilik usaha Witrove tersebut, para peserta belajar menyulam dan membuat gantungan kunci dengan memanfaatkan limbah tekstil. 

Selain keterampilan produksi, peserta workshop PENA diajak untuk memperoleh kemampuan berkomunikasi dan pemasaran, membangun jaringan sosial, serta mengelola komunitas untuk  berbagi pengalaman dan membuka peluang pasar.

Wiwit berharap workshop yang diselenggarakan Kementerian Sosial dapat menjaring potensi para penerima manfaat dan membuka ruang kolaborasi untuk mengenalkan usaha mereka. 

Wiwit yang sukses memamerkan produknya di China, Belanda, Korea Selatan dan London tersebut membagikan tips bagi para penerima manfaat dalam menjalankan usaha. 

"Menemukan pembeli yang tepat itu sulit. Cuma kalau tidak mulai sekarang, kapan ketemunya. Intinya tekun dan mau berbagi ilmu kepada yang lain," pungkas Wiwit.