JAKARTA (6 Desember 2024) — Gemuruh tepuk tangan menggema di Gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Selasa (3/12). Sebanyak 12 anak dari Tim Tuli Kembang Renjana SMALB B Karya Mulia Surabaya tampil memukau membawakan Tari Saman dalam puncak perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 yang digelar oleh Kementerian Sosial.
Para penari tampil penuh percaya diri dengan balutan kostum ungu dan kuning keemasan yang mencerminkan keberanian, kebijaksanaan, dan keharmonisan. Selain menonjolkan keindahan tari asal Aceh ini, penampilan mereka menjadi simbol bahwa disabilitas dapat berkarya dengan setara.
Tari Saman, seni tradisional dari suku Gayo, Aceh, dikenal karena kekompakan gerakan dinamis seperti tepuk tangan, tepuk dada, dan permainan ritme yang beragam. Namun, keistimewaan penampilan kali ini terletak pada harmoni yang dihasilkan oleh para penari tuli.
Menurut pelatih mereka, Nawal Abdina, proses latihan untuk pertunjukan ini tidak memakan waktu lama karena tim telah sering membawakan Tari Saman. “Latihannya nggak lama karena sudah terbiasa. Hanya perlu sedikit penyesuaian formasi,” ujar Dina.
Ia juga mengungkapkan, instruksi untuk para penari diberikan melalui kode-kode khusus yang mereka ciptakan bersama. “Uniknya, kode ini awalnya mereka yang mengajarkan ke saya,” katanya. “Semangat mereka luar biasa, bahkan sulit diajak istirahat. Ini yang membuat saya terus mendukung mereka," imbuhnya.
Amanda dan Aida, dua penari dari tim tersebut, mengaku bangga bisa tampil di acara besar seperti ini. Amanda menyebut kolaborasi dengan musisi tuna netra sebagai pengalaman pertama yang berkesan. “Senang dan bangga. Karena biasanya kalau sama disabilitas nggak sampai gini. Ini pertama kali kolaborasi dengan tuna netra,” katanya.
Aida juga berbagi antusiasmenya karena bisa bertemu dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka di acara tersebut. “Senang sekali ketemu Gibran,” ujarnya.
Meski sudah tampil di berbagai kota besar seperti Jakarta dan Makassar, tim ini masih memiliki impian untuk membawa Tari Saman ke panggung internasional. Aida menyebut Korea sebagai salah satu tujuannya. “Kami ingin tampil di luar negeri. Khususnya Korea,” katanya dengan bahasa isyarat.
Hari Disabilitas Internasional tahun ini meninggalkan pesan kuat tentang pentingnya kesetaraan dan memberikan ruang bagi disabilitas dan non disabilitas untuk menunjukkan potensi terbaiknya. Sebagaimana Tari Saman yang menggambarkan harmoni, keberanian, dan semangat, perayaan ini mengingatkan kita untuk mewujudkan setara berkarya bagi semua.