AMBON (3 Oktober 2019) - Petugas respon kasus dari Loka Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (LRSLU) "Minaula" Kendari dikerahkan ke lokasi untuk melakukan dukungan psikososial dan pemeriksaan kesehatan terhadap lansia terdampak bencana gempa Maluku.

Tim respon kasus LRSLU "Minaula" Kendari terdiri dari Penyuluh Sosial, Psikolog, dan Perawat. Mereka diturunkan untuk mendirikan shelter lapangan lansia. Petugas melakukan dukungan psikososial dan pemeriksaan kesehatan terhadap lansia terdampak bencana, baik lansia itu datang ke shelter, atau tim respon kasus yang mendatangi lansia yang tersebar di berbagai tempat pengungsian di kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah.

"Lansia merupakan salah satu dari beberapa kelompok rentan pada saat terjadi bencana. Untuk itu, mereka adalah prioritas utama yang harus diberikan pertolongan," ungkap Riki Firmansyah, Penyuluh Sosial LRSLU "Minaula" di lapangan.

Sebagian besar pengungsi termasuk lansia tersebar di berbagai titik pengungsian. Mayoritas dari mereka mengungsi di atas gunung dengan alasan takut air naik (tsunami).

"Hingga saat ini sudah lebih dari 700 kali gempa susulan yang membuat mereka enggan turun. Hal itu memberikan permasalahan baru karena akan menyulitkan aksesibilitas khususnya bagi para lansia," kata Riki.

Selain itu, tim respon kasus bersama Dinas Sosial Provinsi Maluku dan Kota Ambon, serta Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKSLU) PALM melakukan pendataan terhadap lansia terdampak bencana, untuk diserahkan ke Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (RSLU).

Franky Suitela selaku Ketua LKSLU PALM mengatakan, “Masih banyak lansia yang belum terdata. Hal itu disebabkan terpencarnya lokasi pengungsian sehingga memakan waktu lebih lama dalam pendataan lansia. Kami berusaha secepat mungkin merampungkan data lansia tersebut."

Salah satu pengungsi lansia wilayah Liang Kab. Maluku Tengah,  H. Ali Ismail ketika ditemui di lokasi mengatakan bahwa rumahnya sudah rusak.

"Rumah saya rusak di bagian dalam dan tidak bisa ditempati untuk sementara. Gempa susulan masih sering terjadi sehingga untuk sementara ini saya tinggal mengungsi di gunung. Saya tinggal disini bersama anak dan cucu-cucu saya," ungkap Ismail.

Ismail juga berterimakasih terhadap pemerintah atas segala perhatian yang telah diberikan selama menjadi pengungsi.

Pada saat dihubungi via telepon, Syamsuddin selaku Kepala LRSLU “Minaula Kendari mengatakan "Kami adalah Unit Pelaksana Teknis Kementerian Sosial yang menyelenggarakan rehabilitasi sosial lanjut usia dengan jangkauan wilayah di delapan provinsi. Tim ini diturunkan dalam rangka memberikan layanan dukungan psikososial dan pemeriksaan kesehatan bagi lansia yang terdampak bencana dan dukungan berupa penguatan dan mengembalikan semangat hidup para lansia."

Mengingat jangkauan layanan yang begitu luas dan agar masyarakat lebih mudah mengakses layanan, LRSLU "Minaula" Kendari juga mengembangkan pengaduan respon kasus berbasis online. 

"Jadi setiap kasus kedaruratan yang melanda lansia, baik bencana, kekerasan, perlakuan salah dan kasus khusus lainnya dapat dilaporkan melalui aplikasi pengaduan online yang dapat dilakukan melalui Android," pungkas Syamsudin.