MAKASSAR (30 April 2024) –  Berkebun bagi sebagian orang, mungkin kegiatan yang biasa saja. Namun tidak demikian bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Berkebun bisa menjadi sarana terapi yang efektif untuk memulihkan jiwanya agar kembali sehat. 

“Ketika berkebun, pikiran menjadi tenang. Beban yang menghimpit   terasa lebih ringan,” kata Peter (52) penerima manfaat (PM) ODGJ yang sedang menjalani  proses pemulihan di Sentra Wirajaya Kementerian Sosial di Makassar, setelah menjalani perawatan jiwa di rumah sakit.

Peter sudah lima bulan berkebun  tanaman selada hidroponik. Ia sudah mahir memindahkan bibit selada dari media tanam (rockwool) ke dalam netpot. Setiap pagi setelah berolahraga dan membersihkan diri, Peter selalu singgah di greenhouse Sentra Wirajaya untuk melihat perkembangan tanamannya. Saat panen, dari kebun hidroponiknya bisa dihasilkan sekitar 34-38 kilogram selada, dengan harga jual Rp 25.000 per kilogram. Panen terakhir yang baru lalu, Peter bisa mengantongi pendapatan Rp 900.000 dari hasil usahanya berkebun dan uang itu kemudian ia tabung.

Tidak sekedar mencari keuntungan finansial, melalui berkebun Peter juga berlatih berinteraksi dengan orang lain. Selain itu yang lebih penting, dengan berkebun Peter berlatih hidup mandiri dan menjadi manusia seutuhnya yang bermanfaat untuk orang lain. “Kondisinya berbeda jika tinggal di rumah sakit yang aktivitasnya dibatasi supaya tidak mengganggu pasien lain,” kata Peter yang pernah menjadi aparat penegak hukum ini.

Kepala Sentra Wirajaya Nur Alam mengatakan ada tujuh ODGJ lainnya yang ditangani Sentra Wirajaya. Semuanya ditangani secara optimal sesuai kondisi kesehatannya, termasuk diberi obat secara rutin dan diberi kesempatan berkebun atau keterampilan lain sudah mempunyai respon baik. 

Nur Alam berkeyakinan,  jika ditangani dengan baik ODGJ bisa pulih, sehat kembali dan mandiri. Jika sudah sehat, Sentra Wirajaya akan mencari keluarganya sehingga ODGJ bisa berkumpul kembali dengan keluarganya serta  hidup berbaur di tengah masyarakat.