LOMBOK (9 Desember 2024) – Gerak cepat Kementerian Sosial sebagai wujud tagline ‘Selalu Ada’ merespon masalah sosial, termasuk terhadap para korban kekerasan seksual dari Agus yang viral beberapa hari ini. 

“Saya hadir di sini bukan karena kasus ini viral. Tapi terkait kunjungan di sini  dan ingin memastikan hak-hak para korban bisa terpenuhi dengan baik, ” ujar Gus Mensos Saifullah Yusuf di Mapolda NTB, Senin (9/12). 

Keseriusan Gusmen terhadap korban tindakan kekerasan seksual dengan menyiapkan layanan dan intervensi dari Sentra Paramita di Mataram.  Selain itu, melakukan pertemuan terbatas dan terutup dengan sebagian korban di Universitas Mataram untuk memastikan layanan Kemensos. 

Psikolog Sentra Paramita, Nora Devi Irianjani menyatakan pihaknya segera mengasesmen para korban, terutama ada yang masih di bawah umur.  “Dari sekian korban yang sudah melapor Polisi, ada mahasiswi, karyawan dan pelajar putus sekolah. Juga, tidak menutup kemungkinan terus bertambah korban-korban yang lainnya, ” ujar Nora. 

Sesuai dengan SOP, usai dilakukan asesmen akan ditempatkan di Sentra untuk mendapatkan penanganan trauma selama 3 bulan hingga 1 tahun.  “Layanan pertama pemulihan trauma, karena masing-masing korban berberda seberapa dalam traumanya. Terlebih ada korban yang masih di bawah umur, dan juga ada korban pada tahun 2022, ” katanya. 

Para korban juga akan diterapi psikososial yang didampingi oleh psikolog, pekerja sosial, perawat dan penyuluh sosial dengan beragam media seperti spiritual, edukasi, lomba-lomba menarik, olahraga dan vokasional.  Dari jumlah korban yang cukup banyak, mereka terperdaya oleh kondisi fisik pelaku yang disabilitas yang menimbulkan iba dan empati korban. 

“Kondisi korban itu asertif tidak enakan, sebenarnya nolak karena iba pada pelaku yang disabilitas, sehingga dengan ngobrol mendalam pelaku punya senjata untuk melakukan kekerasan seksual tersebut, ” katanya.