CIAMIS (30 Maret 2024) – Rasa syukur terus dipanjatkan oleh Ibu Rukmini
(72) ibu kandung dari Imas (26) penyandang disabilitas fisik (cerebral
palsy). Warga Kelurahan Maleber, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis Jawa
Barat ini mendapat bantuan dari Kementerian Sosial, termasuk kursi
roda adaptif.
Imas terlahir dalam keadaan sehat. Namun saat Imas baru berusia satu minggu, Imas mengalami demam tinggi dan kejang yang kemudian menyebabkan cerebral palsy. Kondisi ini menyebabkan keterbatasan fisik, terutama pada kedua tangan dan kakinya.
Dalam melakukan aktivitasnya, Imas harus dibantu oleh ibunya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Rukmini hanya mengandalkan upah yang diterimanya dari membuat comro (makanan dari singkong berisi oncom) dengan upah Rp 10.000,- sehari.
“Imas sempat dibawa berobat ke dokter dan juga pengobatan tradisional. Namun karena keterbatasan biaya, Imas hanya dirawat seadanya saja di rumah,” kata Ibu Rukmini dengan nada lirih.
Mengetahui hal ini, Kementerian Sosial melalui Sentra Phalamantra Sukabumi melakukan serangkaian intervensi dengan memeriksa kondisi Imas di RSUD Ciamis. “Dari hasil pemeriksaan, Imas mengalami Celebral Palsy Dyskinetic sehingga harus melakukan fisioterapi,” ucap dr. Irma Purnamasari, dokter yang menangani Imas.
Kemensos juga memberikan kursi roda adaptif untuk digunakan sehari-hari demi menunjang mobilitas Imas. Bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) juga diberikan berupa kebutuhan pemenuhan hidup, peralatan kebersihan diri, dan pakaian. Jika sudah siap, Imas juga akan mendapatkan program pembelajaran yang diberikan melalui Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Cijeunjing, Kabupaten Ciamis.
Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup bagi Ibu Rukmini, Kemensos juga memberi dukungan kewirausahaan berupa peralatan usaha membuat comro serta usaha ternak ayam.
Kementerian Sosial bertekad untuk terus memberikan dukungan dan memonitoring kebutuhkan Imas dan keluarganya, sehingga mereka dapat hidup dengan lebih mandiri dan menjadi bagian yang berdaya di tengah masyarakat.
Imas terlahir dalam keadaan sehat. Namun saat Imas baru berusia satu minggu, Imas mengalami demam tinggi dan kejang yang kemudian menyebabkan cerebral palsy. Kondisi ini menyebabkan keterbatasan fisik, terutama pada kedua tangan dan kakinya.
Dalam melakukan aktivitasnya, Imas harus dibantu oleh ibunya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Rukmini hanya mengandalkan upah yang diterimanya dari membuat comro (makanan dari singkong berisi oncom) dengan upah Rp 10.000,- sehari.
“Imas sempat dibawa berobat ke dokter dan juga pengobatan tradisional. Namun karena keterbatasan biaya, Imas hanya dirawat seadanya saja di rumah,” kata Ibu Rukmini dengan nada lirih.
Mengetahui hal ini, Kementerian Sosial melalui Sentra Phalamantra Sukabumi melakukan serangkaian intervensi dengan memeriksa kondisi Imas di RSUD Ciamis. “Dari hasil pemeriksaan, Imas mengalami Celebral Palsy Dyskinetic sehingga harus melakukan fisioterapi,” ucap dr. Irma Purnamasari, dokter yang menangani Imas.
Kemensos juga memberikan kursi roda adaptif untuk digunakan sehari-hari demi menunjang mobilitas Imas. Bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) juga diberikan berupa kebutuhan pemenuhan hidup, peralatan kebersihan diri, dan pakaian. Jika sudah siap, Imas juga akan mendapatkan program pembelajaran yang diberikan melalui Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Cijeunjing, Kabupaten Ciamis.
Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup bagi Ibu Rukmini, Kemensos juga memberi dukungan kewirausahaan berupa peralatan usaha membuat comro serta usaha ternak ayam.
Kementerian Sosial bertekad untuk terus memberikan dukungan dan memonitoring kebutuhkan Imas dan keluarganya, sehingga mereka dapat hidup dengan lebih mandiri dan menjadi bagian yang berdaya di tengah masyarakat.