JAKARTA (13 Agustus 2024) – Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Salahuddin Yahya, menghadiri acara Korea International Cooperation Agency (KOICA) yang bertajuk The 3rd Korea-Indonesia International Case Conference, yang diselenggarakan di Pusdiklatbangprof Margaguna, Jakarta Selatan.

Dalam kesempatan tersebut, Salahuddin Yahya menyampaikan pentingnya konferensi bagi masa depan bangsa Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan pemuda dan remaja. 

“Kegiatan ini sangat bermanfaat, karena memang sasarannya adalah remaja. Dan jika kita bicara soal remaja, tentu kita bicara soal masa depan bangsa kita. Entah 20 tahun ke depan, 25 atau 30 tahun ke depan, remaja yang kita diskusikan ini menjadi penentu ke mana arah negara kita ini akan bergerak-dinamis, harmonis, atau tetap menciptakan kestabilan berbangsa,” ujar Salahuddin

Salahuddin juga menyoroti pentingnya penguatan internal bangsa, terutama di kalangan remaja, sebagai upaya untuk mencegah berbagai permasalahan sosial yang kerap terjadi di berbagai negara, termasuk di Timur Tengah dan Inggris. “Perhatian kita melihat beberapa negara di Timur Tengah, bahkan kita lihat juga di Inggris bagaimana kekacauan itu terjadi, sehingga tentu kita perlu melakukan gerakan penguatan internal di bangsa kita, terutama di masyarakat yang barangkali secara segmentasi umur itu ada di usia remaja,” tambahnya.

Dalam pidatonya, Salahuddin juga menyatakan bahwa tema konferensi kali ini memiliki relevansi yang mendalam terhadap tantangan yang dihadapi oleh sistem rehabilitasi sosial di Indonesia saat ini. “Remaja itu adalah tulang punggung masa depan bangsa kita, namun mereka juga merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai permasalahan sosial seperti kemiskinan, kekerasan, penyalahgunaan narkoba, serta masalah kesehatan mental,” jelasnya.

Salahuddin menyebutkan pentingnya menyediakan kanal dan wadah yang positif bagi remaja untuk menyalurkan energi mereka, guna mencegah perilaku menyimpang seperti kekerasan dan tindakan kriminal. “Ketika kita berdiskusi dengan remaja-remaja yang sedang ada di sentra-sentra itu, memang sepertinya pandangannya kosong, kemudian kelihatannya tidak menyadari bahwa apa yang dia lakukan itu salah. Nah, ini menjadi satu persoalan, kalau misalnya problem lokalitas ini menyebar menjadi community lalu sampai kepada tingkat masyarakat luas, kita bisa membayangkan proses tumbuh-kembangnya regenerasi kepemimpinan di bangsa kita ini tentu menjadi ikut terhambat,” tambahnya.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak dari kedua negara, termasuk para ahli, akademisi, dan praktisi di bidang rehabilitasi sosial, yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara Korea Selatan dan Indonesia dalam menangani isu-isu sosial yang dihadapi remaja.