JAKARTA (30 September 2019) - Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Idit Supriadi Priatna mengatakan bahwa kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) merupakan hal yang penting dalam menyongsong Progres 5.0 New Platform yang diusung oleh Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.
“Kompetensi SDM bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, tapi juga pengayaan kemampuan yang diperoleh secara otodidak maupun pendidikan dan pelatihan,” kata Idit saat mengunjungi Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) "Handayani" Jakarta dalam rangka memberikan penguatan kelembagaan dan kepegawaian kepada pegawai.
Selain itu, lanjut Idit, penyeleksian Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) perlu dilakukan melalui asesmen agar pelayanan yang diberikan adalah pelayanan profesional dan tepat sasaran berdasarkan keahlian dan kekhususan balai atau loka tersebut.
Idit juga menyampaikan agar BRSAMPK “Handayani” Bambu Apus bukan hanya hadir untuk merehabilitasi anak, namun juga memberikan dampak yang bermanfaat bagi mereka setelah menyelesaikan rehabilitasi.
“Kita harus memberikan perbedaan antara balai dan panti. Panti itu untuk rehabilitasi sosial tingkat dasar, tapi balai adalah rehabilitasi sosial tingkat lanjut. Kita bukan hanya memulihkan, namun juga mengembangkan keberfungsian sosial,” katanya.
Sementara itu, Kepala BRSAMPK “Handayani” Bambu Apus, Neneng Heryani dalam laporannya menyampaikan peta SDM di Balai yang dikepalainya.
“Saat ini kami memiliki 45 pegawai ASN, dan 38 PPNPM. Selain itu kami memiliki pelaksana utama rehabilitasi sosial, diantaranya 12 pekerja sosial, tiga psikolog, satu penyuluh, 10 keluarga pengasuh, tujuh pengasuh bayi, dan dua perawat,” kata Neneng.