YOGYAKARTA (3 Oktober 2019) - Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Edi Suharto berikan arahan pada kegiatan Sinkronisasi Progres 5.0 NP melalui Konsolidasi Tim Reaksi Cepat (TRC) Dengan Instansi Terkait tahun 2019.

Menurut Edi Suharto, kontribusi TRC terhadap rehabilitasi sosial sudah luar biasa, terlihat dari kasus-kasus yang ditangani cukup signifikan. 

“Yang perlu ditingkatkan ke depan adalah publikasi, karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan TRC masih kurang terinformasikan ke masyarakat. Kita perlu dorong TRC untuk lebih terlihat layanan yang telah dilaksanakan,” kata Edi. 

Lebih lanjut, Edi mengatakan perlu dikembangkan strategi untuk meningkatkan peran TRC. Strategi yang dimaksud adalah Strategi Pemasaran TRC, dimana ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pemasarannya.

Pertama, Positioning TRC harus fokus pada layanan di lima kluster Progres 5.0 NP.

Kedua, Differensiation, yaitu tugas atau peranan TRC harus berbeda dengan lembaga layanan lainnya.

“Karena kita rehabilitasi sosial berarti reaksi cepat kita ya berkaitan dengan rehabilitasi sosial, seperti rujukan, intervensi krisis. Manajemen kasusnya juga harus bagus," tegas Edi Suharto.

Ketiga, Branding, yaitu apa yang akan dikibarkan TRC saat ini. Perlu dilakukan berbagai kegiatan komunikasi untuk membangun dan membesarkan nama TRC Ditjen Rehabilitasi Sosial. 

Terakhir, Edi Suharto menyatakan pentingnya koordinasi yakni perlu diperhatikannya struktur koordinasi, baik dari sekretariat maupun direktorat agar sistem yang dilaksanakan menjadi jelas dalam pembagian tugasnya.

Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Herper Mangkubumi Yogyakarta, 3-6 Oktober 2019 dan diikuti oleh 66 peserta terdiri dari Satker Pusat di lingkungan Ditjen Rehabilitasi Sosial, Ditjen PFM, TRC Ditjen Rehsos, Tim Penyusun Indeks Keberfungsian Sosial (IKS), Dinas Sosial Provinsi, Kabupaten/Kota dan Lembaga Filantropi.