Bencana tanah longsor di Kabupaten Lebak, Banten menyisakan banyak kisah pilu. Salah satu kisah pilu itu dialami Nurhedi (40), lelaki yang tinggal di Kampung Cigobang itu harus merasakan pahitnya hidup lantaran ditinggal istri dan ketiga orang anaknya yang meninggal akibat tertimpa longsor.
Saat kami temui Selasa lalu, ia pun dengan tegar menceritakan musibah yang menimpa keluarganya. Menurutnya, kisah pilu yang terjadi pada awal tahun baru itu datang begitu cepat. Nurhedi, yang kala itu tengah bersantai di depan rumah, tiba-tiba dikejutkan dengan suara gemuruh. Tak sampai hitungan detik, bukit yang berada di sebelah rumahnya tiba-tiba longsor dan menimpa rumahnya. Sedih bukan kepalang saat ia menyadari masih ada istri dan ketiga orang anaknya yang masih berada di dalam rumah. Setelah dilakukan evakuasi, ia harus menerima kenyataan bahwa istri dan ketiga orang anaknya ditemukan meninggal dunia.
Tak hanya empat orang anggota keluarga Nurhedi saja yang harus meregang nyawa akibat banjir dan tanah longsor di Lebak, Banten, namun masih ada tujuh orang lagi yang menerima nasib serupa. Kesebelas orang tersebut kini telah menerima santunan sebesar masing-masing 15 juta rupiah dari Kementerian Sosial yang diserahkan kepada para ahli warisnya. Secara simbolis penyerahan santunan ahli waris korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor di Lebak diserahkan oleh Istri Menteri Sosial, Grace Batubara saat menyambangi posko pengungsian pada Selasa (21/1) lalu.