Kemensos Lanjutkan Program Permakanan, Jangkau 100 Ribu Lansia Tunggal dan 33 Ribu Disabilitas
Penulis :
Fia Arista Dewi
Penerjemah :
Fia Arista Dewi
JAKARTA (25 Juni 2023) – Data menunjukkan banyak lanjut usia (lansia) dan disabilitas tinggal sendiri di berbagai daerah di tanah air. Mereka rentan mengalami ketelantaran, kelaparan, keterasingan, bahkan meninggal dunia tanpa diketahui pihak lain.
Program permakanan menjadi salah satu terobosan Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam upaya melakukan pengentasan kemiskinan dan perlindungan sosial. Kemensos telah menetapkan 100.000 lansia tunggal yang tersebar di seluruh tanah air untuk mendapatkan bantuan permakanan pada TA 2023.
“Program permakanan ini relatif baru karena baru dilaksanakan di tahun 2022 dan dilanjutkan di tahun 2023. Permakanan ini diantar langsung ke penerima dengan menu yang memenuhi gizi para lansia/ disabilitas,” kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Pepen Nazaruddin saat memberikan arahan pada Forum Salemba 28 di Kantor Kementerian Sosial pada Jumat (23/06).
Forum Salemba 28 merupakan sebagai wadah untuk berdiskusi dan jembatan komunikasi antara Kementerian Sosial dengan media. Dalam kesempatan itu, diskusi mengangkat tema “Keberlanjutan Program Permakanan bagi Lansia Tunggal dan Penyandang Disabilitas”.
Hadir dalam kesempatan ini, Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Salahuddin Yahya, Penyuluh Sosial Ahli Muda Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fery Afriyanto, dan Kelompok Masyarakat DKI Jakarta. Hadir pula perwakilan 20 media yang aktif bermitra dalam peliputan di lingkungan Kementerian Sosial.
Dalam bagian lain pernyataannya, Pepen menekankan, program pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi para lanjut usia tunggal dan disabilitas sejalan dengan program prioritas Kemensos yakni pemenuhan kebutuhan dasar kelompok rentan yaitu lansia tunggal dan penyandang disabilitas.
Melalui program permakanan ini, para lanjut usia dan disabilitas akan mendapatkan kebutuhan nutrisi makanan 2x sehari yang terdiri dari nasi/jenis makanan pokok lainnya, lauk pauk (hewani/nabati), sayur, buah potong, dan air mineral.
"Pentingnya acara ini adalah menjalin kerjasama antara media dan Kemensos karena memiliki tujuan yang sama yaitu mengentaskan kemiskinan," kata Pepen.
Untuk mendukung program tersebut, Kemensos menyiapkan anggaran Rp 787.661.312.000,- dengan sasaran 100.000 orang untuk permakanan lanjut usia dan 33.774 untuk permakanan disabilitas.
“Selain untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi, dengan program ini diharapkan mampu menekan angka pengeluaran pangan bagi para lanjut usia dan disabilitas,” kata Pepen.
Para penerima permakanan lanjut usia maupun disabilitas merupakan masyarakat miskin dan tidak mampu yang NIK-nya sudah terdaftar dalam DTKS. Adapun untuk lansia tunggal minimal berusia 75 tahun atau lebih.
Pada kesempatan sama, Salahuddin Yahya menyatakan, program permakanan ini juga bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan solidaritas serta gotong royong dengan menggerakkan kelompok masyarakat dalam pelaksanaannya.
"Program ini secara paralel memberikan manfaat lebih, memberikan makanan, menumbuhkan kesetiakawanan sosial karena masyarakat bisa merangkul kembali tetangga yang merupakan lansia/disabilitas, dan menumbuhkan enterpreneurship karena ada perputaran ekonomi di pihak pokmas," kata Yahya.
Salah satu perwakilan Kelompok Masyarakat (Pokmas) DKI Jakarta Meiti, menjelaskan, pada tahun 2022 di Jakarta, bantuan permakanan dilaksanakan dengan merangkul jumantik dan dasawisma yang menjangkau 5 kelurahan.
“Dari setiap kelurahan ada perwakilan yang mengambil makanan untuk didistribusikan. Belanja dilaksanakan malam, dan mulai memasak jam 3 pagi agar bisa didistribusikan sekitar jam 9," katanya.
Dengan terselenggaranya Forum Salemba 28 ini diharapkan mampu menyosialisasikan dan memberikan literasi serta edukasi kepada masyarakat tentang program dan kebijakan Kemensos melalui media massa.
Bagikan :