Keren, Disabilitas Racik Minuman Kekinian di Kafe eRCe Manahan Solo

Keren, Disabilitas Racik Minuman Kekinian di Kafe eRCe Manahan Solo
Penulis :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

SURAKARTA (17 Desember 2022) – Malam semakin larut, namun pelanggan Kafe eRCe Sentra Kreasi ATENSI (SKA) Manahan Solo masih betah nongkrong. Mereka berkumpul, bercengkerama sembari menikmati sajian yang terhidang di meja.

Di balik kitchen bar, seorang laki-laki sedang menyiapkan order minuman. Melalui tangan kiri, ia meracik bahan-bahan kopi dan menuangkannya dengan hati-hati ke dalam gelas. Sedangkan tangan kanannya yang dislokasi menumpu meja. 

Meski hanya satu tangan, tampak gerakannya cekatan dan terukur. Setiap bahan dituangkan dengan takaran yang pas. Cita rasanya konsisten. Ditingkahi deru mesin kopi espresso, segera dua gelas besar matcha latte dan matcha susu disuguhkan.

Itulah aksi Haris Setiawan, barista dan kasir di Kafe eRCe SKA Manahan Solo. Ia adalah penyandang disabilitas yang pernah dibina Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta.

Haris mengikuti seleksi pengelola SKA eRCe sebagai barista setelah setahun dirumahkan7 akibat pandemi COVID-19 oleh pabrik tekstil tempatnya bekerja. Pria 30 tahun itu mengetahui informasi seleksi tersebut sebelum pembukaan SKA eRCe Manahan pada akhir Agustus 2021 lalu.

Bersama 9 orang PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) jebolan Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso dan LKS setempat, Haris8 mengikuti berbagai pelatihan sebagai 'bekal ilmu' pengelolaan SKA eRCe Manahan, antara lain membuat menu kafe, pengoperasian mesin kasir dan espresso, manajemen keuangan dan pelayanan pelanggan.

"Waktu itu saya diajari cara membuat kopi sebelum peresmian SKA Manahan. Belajarnya benar-benar dari awal karena tidak ada basic apa-apa," kata Haris saat ditemui oleh Tim Biro Humas di SKA eRCe Manahan Solo pada Kamis malam (8/12) lalu.

Meskipun harus memulai semuanya dari awal, penyandang disabilitas ini merasa senang karena mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru tentang cara mengelola usaha. Berbagai kendala mengenai pembuatan kopi sempat membuatnya bingung namun ia segera mencari jalan keluar.

"Saat itu saya masih awam tentang bagaimana cara meracik kopi yang nikmat, bagaimana menyeduh biji kopi yang berbeda. Akhirnya saya sharing dengan teman-teman yang lebih berpengalaman," kata pria asal Karanganyar ini.

Seiring berjalannya waktu, ia semakin terbiasa dengan pekerjaan barunya sebagai barista. Tak bisa dipungkiri bahwa didikan Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso enam tahun silam berpengaruh besar baginya.

"Awalnya saya agak ragu masuk Sentra karena kurangnya sosialisasi program jadi tidak tahu banyak. Saya pikir Sentra terpadu itu tempat pelatihan yang sama pada umumnya, tapi ternyata mencakup fisik, mental, spiritual, vokasi, hubungan masyarakat dan lainnya," kata Haris.

Selama setahun Haris mengikuti berbagai pelatihan di Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso. Dia mendapatkan ilmu dan keterampilan baru serta pekerjaan selepas mengakhiri masa pelatihan.

"Saya memberikan informasi tentang Sentra Soeharso ke petugas Unit Pelayanan Sosial Keliling. Saya sampaikan kalau pelayanan Sentra gratis dan penerima manfaat dididik dari A-Z sampai disalurkan untuk bekerja," kata Haris.

Sejalan dengan tema Hari Disabilitas Internasional 2022 'Partisipasi Bermakna Menuju Pembangunan Inklusif yang Berkelanjutan', Haris menyemangati sesama penyandang disabilitas agar dapat berdaya dan mandiri.

"Kita hidup di dunia ini pasti punya tujuan dan harapan. Bagi penyandang disabilitas tidak perlu minder dan hanya di rumah, tapi bisa eksplorasi dunia luar untuk menguatkan mental kita. Kalau masih merasa minder untuk keluar rumah maka bisa ditemani dulu sama orang tua, pelan-pelan pasti bisa," kata Haris.

Setahun lebih bekerja di SKA eRCe Manahan Solo, Haris berharap bisa membuka usaha sendiri dan mengembangkan potensi dan kemampuan diri yang ia miliki.

“Saya ingin memaksimalkan skill yang saya dapat dari pelatihan dan pengalaman mengelola kafe. Mudah-mudahan bisa segera terwujud,” kata Haris sembari tersenyum.

SKA eRCe Manahan sebagai One-Stop Enterpise

Kafe eRCe adalah satu dari enam _outlet_ di SKA eRCe Manahan Solo. Diresmikan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka pada 30 Agustus 2021, SKA eRCe Manahan Solo juga menyediakan jasa penatu, cetak sablon, koperasi, gerai batik dan gerai oleh-oleh khas Solo.

"Kami bersyukur mendapatkan tenaga yang ahli sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan dan loyal kepada kami. Mereka bekerja sesuai dengan tupoksi dan kapasitasnya masing-masing" kata  Kepala SKA eRCe Manahan Solo Tutik Nurning Dyah Kusumawardani.

Dikelola oleh 10 PPKS dan 3 Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil (PPNPN), Tutik menjelaskan bahwa semua outlet di SKA eRCe dijalankan oleh seluruh pegawai SKA sesuai dengan tupoksi dan kapasitasnya masing-masing.

“Jadi mereka ini kan beda-beda kemampuannya, ada yang disabilitas fisik, ada juga yang kelompok rentan sehingga kita tempatkan sesuai keahliannya. Sistem kerjanya dibagi 2 shift setiap hari,” kata Tutik.

Beroperasi setiap hari mulai pukul 08.30 - 22.30 WIB, omzet Kafe eRCe mencapai puluhan juta per bulan. Keuntungan yang didapat dibagi sama rata per tiga bulan sesuai kesepakatan 13 orang pegawai.

“Salah satu tujuan SKA ini kan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kelompok rentan. Mereka memiliki rasa kepemilikan terhadap SKA, jadi bukan buruh yang bekerja di SKA," kata Plt. Kepala Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, Rachmat Koesnadi.

Berkat rasa kepemilikan membuat para penerima manfaat tertantang meningkatkan kemampuan kewirausahaan dan vokasional yang sudah dimiliki melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan.

Ke depannya, SKA eRCe Manahan Solo diharapkan menjadi kawasan tempat usaha yang dibutuhkan masyarakat Solo Raya.

"Hal ini tidak mudah karena kami masih perlu melakukan promosi yang lebih baik. Tentunya ini perlu didukung semua aspek terutama kehumasan oleh Biro Humas Kemensos maupun Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso," kata Rachmat.

Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI

Bagikan :