Mensos Sukses Bujuk Chef Juna Bantu Usaha Kuliner Pemuda NTT
Penulis :
Rizka Surya Ananda
Penerjemah :
Dian Catur/Karlina Irsalyana
KUPANG (22 Juni 2023) -- Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku menerima ajakan masak bareng Chef Juna. Juru masak kenamaan itu berjanji akan memberikan pelatihan memasak bagi pemuda Nusa Tenggara Timur.
Awalnya Mensos ragu lantaran malu akan terlihat tidak bisa memasak. Pasalnya, Mensos sudah 12 tahun tidak pernah mengolah makanan di dapur sebab harus mengurus Kota Surabaya dan Kementerian Sosial.
Dikisahkan Mensos, salah satu pengusaha restoran mengatakan akan menyerap tenaga kerja dari pemuda Indonesia Timur untuk membantu usaha makanan kotak hasil kolaborasi Chef Juna dan Chef Renata. "Tapi Chef Juna minta masak sama Ibu. Mati aku. Udah 12 tahun lebih jadi menteri gak pernah masuk dapur aku. Tapi oke, aku masak. Tapi nanti disuruh masak gimana ini ya," katanya saat membuka Roadshow Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) di Sentra Efata Kupang, Sabtu (18/6).
Beruntung, dalam kesempatan itu, Mensos tidak diminta memasak melainkan hanya membantu mengaduk urap. Wacana pelatihan itu pun diwujudkan pada 17 - 18 Juni 2023 bersamaan dengan Roadshow PENA di Kupang. Chef professional diturunkan untuk memberikan pelatihan memasak bagi 200 masyarakat dan pelajar SMK di Kupang.
Kehadiran para chef ini pun menjadi magnet tersendiri bagi mereka untuk mengikuti pelatihan secara penuh selama dua hari. Salah satu peserta, Fransiska Funan (18) mengaku mendapatkan banyak ilmu dari para chef. Selama dua hari, remaja lulusan SMK Jurusan Tata Boga ini mendapatkan teori tentang keamanan pangan dan praktek langsung membuat Es Krim Daun Kelor dan Batagor Bandung.
“Keamanan itu seperti kebersihan, terus diajarin cara masak batagor dengan baik dan cara membuat dessert,” katanya saat ditemui setelah mengikuti prektek memasak di Sentra Efata Kupang, Minggu (18/6).
Rekan sekolah Fransiska, Juliana De Carvalho (17) antusias mendengarkan chef yang membagikan kiat-kiat memasak untuk usaha kuliner. “Supaya rasanya sama makanya (makanan) harus ditimbang. Takutnya kalau tidak pakai ukuran pasti ada rasa yang berbeda-beda atau lebih atau kurang,” katanya.
Selain dua pelajar tersebut, kelas tata boga juga diikuti oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH). Salah satu KPM PKH Milka FS Baikh, mengaku banyak ilmu yang bisa diperoleh dari kegiatan dua hari ini. “Kalau kemarin (17/6) belajar tentang teori bagaimana pemasaran atau jualan? Bagaimana caranya bertahan. Walaupun terjatuh harus bangkit lagi. Karena dalam segala usaha apapun itu kita harus berani untuk jatuh,” ujar perempuan 42 itu.
KPM PKH sejak tahun 2020 itu, meengaku takjub saat para chef menyulap daun kelor menjadi es krim. “Yang paling susah kalau awal-awalnya es krim daun kelor. Karena kita merasa kayak apa sih. Tidak pernah kita buat es krim daun kelor tapi ternyata itu sangat mudah dan enak sekali ,” tuturnya.
Menu yang terinspirasi dari potensi lokal itu memberikan motivasi bagi dia untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya di rumah nanti. Selain itu, ibu dua anak ini berencana membuka usaha kuliner. Dikatakan dia, para chef mengajarinya untuk menambah variasi jika nanti membuka usaha kuliner agar makanannya punya ciri khas tersendiri dan tentunya menarik pelanggan.
Antusiame peserta juga dirasakan oleh instruktur pelatihan atau chef yang mengajar. “Kita selaku instruktur itu sangat senang dengan antusiasme mereka. Awalnya itu kita, namanya kita manusia, aduh panas dan lain-lain. Cuman ketika melihat mereka semangat wah kita makin semangat mengajar,” kata Josi Pardamean Tambulun.
Para instruktur, menurut Josi, menyematkan pengetahuan teknik-tekni memasak di sela-sela pelatihan. Misalnya cara memotong yang benar, karena menurutnya banyak materi-materi yang belum tentu di dapatkan di sekolah. Adapun menu yang dipraktekkan disesuaikan dengan potensi lokal. Seperti diketahui, banyak ditemui daun kelor di NTT sehingga menu yang diajarkan adalah es krim daun kelor yang merupakan modifikasi dari Es Ce Hun Tiao Pontianak. Selain itu ada batagor bandung dengan bahan utama tenggiri, hal ini melihat fakta bahwa hasil laut NTT sangat banyak.
Adapun sebagai tanda terima kasih, Mensos memberikan pouch bag (tas kecil) motif tenun hasil karya PM tuna rungu wicara untuk Chef Juna dan Chef Renata. Oleh-oleh tersebut dititipkan kepada CEO Dailybox, Kelvin Subowo.
Bagikan :