Perkuat Kemitraan Indonesia-Korea, Mensos Terima Kunjungan NCRFCS

Perkuat Kemitraan Indonesia-Korea, Mensos Terima Kunjungan NCRFCS
Penulis :
Siti Nurhilal Fakhriah
Penerjemah :
Intan Qonita N/Karlina Irsalyana

JAKARTA (19 Januari 2022) - Pemerintah Indonesia akan terus memperkuat persahabatan dengan Korea Selatan. Dari Negeri Ginseng ini, banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dan bermanfaat bagi kemajuan Indonesia.

Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan, banyak mengaplikasikan praktik baik selama mengemban amanat di pemerintahan, Mensos sudah menimba ilmu dari Korea.

Mensos Risma menyampaikan bahwa ia memiliki kedekatan khusus dengan Ulsan dan Busan, dua kota penting di Korea Selatan.

Busan, dengan jumlah penduduk yang mencapai 3,5 juta jiwa, merupakan pusat ekonomi, budaya dan pendidikan yang rutin ia sambangi.

"Dulu, saya belajar tentang lingkungan di Ulsan. Bahkan, setahun sekali ke Busan, belajar tentang irigasi air, tata kelola kota, baik jalan-jalannya, hingga penerangannya. Dan sekarang pun, tetap belajar menyelesaikan berbagai permasalahan yang sangat kompleks terkait kemiskinan, disabilitas, anak-anak bermasalah, lanjut usia, pekerja migran, komunitas adat terpencil, hingga kebencanaan di Indonesia," kata Mensos saat menerima kunjungan anggota Forum Nasional Coalition for The Restoration of Fairness and Common Sense (NCRFCS) di Jakarta, Rabu (18/1).

Di hadapan tamu yang dipimpin Prof Kim Soo II, Mensos menyampaikan bahwa pertemuan ini menjadi penguat persahabatan antara dua negara.

"Saya senang sekali dapat berkenalan dan bertemu Bapak/Ibu sekalian. Saat ini saya dipercayai oleh Bapak Presiden memimpin Kementerian Sosial yang sebenarnya jauh dari latar belakang pendidikan saya sebagai arsitek," ucap Mensos Risma.

Dalam pertemuan tersebut Mensos Risma menjelaskan bahwa banyak hal yang dapat dipelajari dari Korea Selatan. "Mengapa Korea, pertama karena Korea terkenal dengan semangatnya. Kedua, banyak negara maju yang dikembangkan hanya teknologinya, sedangkan di Korea Selatan, anak-anak diberi kesempatan mengembangkan diri sesuai keinginan dan potensinya masing-masing tanpa mengurangi nilai-nilai budaya yang ada," katanya.

Korea telah membuat tren baru dengan mengenalkan Gangnam style, teknologi yang maju, tanpa menggerus nilai yang ada, budaya lokal tetap kuat. Anak-anak Korea sangat menghormati orang tua. Mengajarkan cinta terhadap bangsa. Hal ini lah yang Mensos Risma harapkan dapat dicontoh oleh Bangsa Indonesia. 

Profesor Kim Soo II menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara bertaraf internasional. Sebagai Menteri di Indonesia, ibu terkenal galak, tapi semua itu untuk kepentingan negara bukan pribadi, jadi itu bukan marah tapi tegas ucap Kim sambil tersenyum. 

 "Ibu adalah harta karunnya Indonesia, jadi jangan lupa selalu menjaga kesehatan. Ibu sangat berkomitmen terhadap negara, terhadap pekerjaan. Dan Kementerian Sosial juga telah bekerja keras untuk ini semua," ucapnya Kim dengan tulus. 

"Kami berjanji akan selalu bekerja keras untuk menjaga hubungan dua negara ini. Karena kami paham bahwa Ibu sebagai Menteri Sosial sangat perhatian terhadap permasalahan rakyatnya. Bahkan sejak ibu menjadi walikota."

Bahkan salah satu anggota NCRFCS Prof. Jeong Yong Sang selaku Penasehat Kepresidenan Yoon Seok Yeol yang turut hadir, selaku tamu kehormatan menyampaikan harapan bahwa sebagai pemimpin, Mensos dapat membawa pembangunan antara dua negara persahabatan ini kedepannya. 

Jeong menjelaskan bahwa sebuah negara yang bisa dihidupi oleh para disabilitas adalah negara yang ideal. Dan mereka mengapresiasi usaha keras Mensos dalam mewujudkan hak-hak bagi penyandang disabilitas di Indonesia dan menyelesaikan berbagai permasalahan sosial yang ada. "Nanti kalau ibu datang ke Korea, kami siap bantu."

Di akhir pertemuan, Mensos Risma menayangkan sebuah video terkait kegigihan seorang disabilitas bernama Gading yang berjuang dan mampu berdaya baik secara fisik maupun ekonomi sehingga keberfungsian sosialnya kembali. 

Lalu dilanjutkan dengan penyerahan cindera mata berupa wayang golek. "Saya mengucapkan permohonan maaf  jika dalam penyambutan ada hal-hal yang kurang berkenan.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :