Tekan Angka Stunting, SDM PKH Diminta Perhatikan Nutrisi Masyarakat Penerima Bantuan
Penulis :
Alif Mufida Ulya
Penerjemah :
Alif Mufida Ulya
MALANG (28 FEBRUARI 2023) - Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi program andalan pemerintah untuk pengentasan kemiskinan. Salah satu kunci sukses pelaksanaan program adalah kesiapan dan profesionalitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola program.
Selain memastikan bantuan sosial (bansos) tersalurkan dan dikelola dengan baik oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM), SDM PKH juga harus membangun pemahaman KPM melalui Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2).
SDM PKH kini mengemban tugas tambahan. Sebab, PKH tidak hanya difokuskan untuk penanganan kemiskinan, namun juga mengatasi stunting.
"Atas arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini, SDM PKH diminta memperhatikan nutrisi KPM untuk menekan angka stunting," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Robben Rico saat Konsolidasi PKH Tahun 2023 bersama SDM PKH Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kabupaten Batu di Kota Malang, belum lama ini.
Ia menitipkan kepada ratusan SDM PKH se-Malang Raya agar program ini dilaksanakan dengan baik. "(Substansi) P2K2 sudah saya petakan untuk dikuatkan supaya nanti ada tambahan nutrisi yang diberikan dalam P2K2,” kata Robben.
P2K2 merupakan kegiatan wajib untuk diikuti penerima bansos PKH. Dalam P2K2, KPM mendapatkan berbagai materi edukatif, mulai dari pengelolaan keuangan keluarga, pengasuhan anak dan pendidikan, sampai pengetahuan tentang kesehatan dan gizi untuk ibu hamil.
Menurut Robben, penguatan tambahan nutrisi tersebut berdasarkan pada pengamatannya terhadap pelaksanaan P2K2 yang ia pantau selama ini. “Karena kemarin, saya melihat di P2K2 itu bagus, cuma ‘kan selalu, yang ditekankan edukasi, edukasi, edukasi,” ucapnya.
Harapannya, lanjutnya, ada tindakan yang nyata. “Bicara stunting kalau tidak dibarengi dengan kita kasih nutrisi, ya sama aja bohong,” katanya.
Untuk itu, ia meminta SDM PKH se-Malang Raya agar berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) terkait kebutuhan nutrisi yang tepat untuk KPM, mengingat kebutuhan nutrisi di setiap daerah berbeda.
“Jadi, jangan asal kita kasih nutrisi, tapi tanya ke dinkes, kira-kira yang dibutuhkan apa. Kalo misalkan, yang di sini, butuhnya ikan, ya dikasih ikan. Jangan dikasih ubi, bukannya tambah pinter, mek wareg tok (hanya kenyang saja). Tanya ke Dinkes setempat karena kebutuhan setiap daerah pasti bervariasi,” ucap Robben.
Pernyataan Robben sejalan dengan salah satu implementasi kebijakan Kemensos dalam hal kontribusi PKH terhadap pencegahan stunting melalui materi kesehatan dan gizi untuk ibu hamil dalam P2K2.
Penyampaian Modul Kesehatan dan Gizi kepada KPM PKH dimaksudkan untuk memberikan edukasi guna meningkatkan praktik positif dalam upaya mendorong terjadinya perubahan perilaku kesehatan ibu-ibu penerima manfaat PKH, khususnya ibu hamil, dalam hal kesehatan dan gizi.
Sebelumnya, dikatakan Robben, uji coba pemberian nutrisi pertama telah ia instruksikan kepada jajaran SDM PKH di Kabupaten Kediri. “Alhamdulillah, berjalan dengan lancar. Kemudian, kemarin ada juga, sudah berjalan di Magetan, Ponorogo, dan sekitarnya. Setelah ini, akan dilaksanakan juga di Malang Raya,” tandasnya.
Atas kerja keras SDM PKH se-Malang Raya dalam membantu Kemensos memastikan program ini berjalan dengan baik, terutama selama dua tahun kepemimpinan Mensos Risma, mewakili Risma, Robben juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya.
“Kalian ujung tombak keberhasilan program ini. Sebab, keberhasilan pelaksanaan PKH, salah satunya ditentukan oleh kualitas SDM, yang bertugas memberikan pendampingan dan pelayanan kepada penerimanya. Untuk itu, kami sampaikan terima kasih dan tetap semangat menjalankan tugas-tugas mulia,” kata dia.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :