Tingkatkan Kapasitas, 7 Petugas Kementerian Sosial Ikuti Pelatihan bagi Pengembangan Remaja di Seoul
Penulis :
Indah Octavia Putri
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
SEOUL, (25 Mei 2023) - Sejak Senin (22/05), 7 orang petugas dari Kementerian Sosial RI bersama 8 orang petugas dari Dinas Sosial DKI Jakarta mengikuti kegiatan Invitational Training Program di Seoul, Korea Selatan.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung dan memperkuat kapasitas petugas kesejahteraan sosial dalam mengembangkan dan mengoperasikan program bagi kaum muda di pusat rehabilitasi sosial. "Mudah-mudahan melalui kegiatan ini juga dapat semakin mempererat kerjasama antara Negara Indonesia dan Korea demi pengembangan program terbaik bagi masyarakat,” kata Direktur World Vision Korea, Dr. Myunghwan CHO.
Kegiatan dengan tema Enhanching Social Rehabilitation Support for the Vulnerable Youth in Indonesia ini dilaksanakan sebagai kerja sama dengan Korea International Cooperation Agency (KOICA). Program ini difasilitatori oleh beberapa lembaga pelatihan internasional Korea, seperti World Vision Korea, Korea Institute for Development Strategy (KDS), dan Re:bach International.
Peserta dari Kementerian Sosial merupakan pekerja sosial pada Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, Lanjut Usia, Disabilitas, serta pekerja sosial pada 2 UPT, yaitu Sentra Handayani di Jakarta dan Sentra Efata di Kupang. Selain itu, terdapat pula penyuluh sosial dari Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial serta Direktorat Pemberdayaan Sosial.
Pada hari pertama, seluruh Delegasi dari Indonesia diberikan orientasi kegiatan oleh panitia penyelenggara. Dr. Myunghwan mengatakan berterima kasih dan menyambut kehadiran seluruh delegasi dari Indonesia.
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan salam pembuka oleh perwakilan dari Indonesia, Patrick Alexander, pekerja sosial dari Sentra Efata di Kupang. Pada pembukaannya, ia menyampaikan harapan untuk dapat ikut serta dalam mendukung pemuda-pemuda Indonesia Timur untuk juga membantu pembangunan daerah. "Setelah training ini, saya akan membagikan informasi dan ilmu yang saya dapatkan ke kolega serta para pemuda di Kupang," ujarnya.
Kegiatan di hari kedua, seluruh delegasi diperkenalkan dengan program-program kesejahteraan sosial yang dilaksanakan oleh Pemerintah Metropolitan Seoul. Seluruh delegasi diperkenalkan dengan tata ruang gedung yang ramah lingkungan, environment-friendly , new and renewable energy . Gedung ini dikelilingi oleh jendela yang terbuat dari kaca termal yang dapat disesuaikan temperature udaranya.
Jendela tersebut secara otomatis akan terbuka dan tertutup mengikuti suhu ruangan. Seluruh daya penerangan pada Gedung ini menggunakan solar termal dan geothermal energi. Di seluruh ruangan Gedung ini pula ditumbuhi dengan banyak tumbuhan yang juga membantu proses pertukaran udara yang baik sehingga dapat membantu menjaga lingkungan.
Gedung Pemerintahan Metropolitan Seoul juga dipersiapkan untuk masyarakat luas, sehingga seluruh masyarakat Seoul bisa bersantai, bertemu dengan rekan atau kawan-kawan, serta dapat memanfaatkan ruang-ruang di dalam Gedung semaksimal mungkin. Di dalam Gedung Kerja Seoul ini juga terdapat sebuah museum yang menunjukkan sejarah-sejarah pendirian Gedung lama yakni tahun 1946 hingga pembangunan Gedung baru, saat ini.
Pada hari kedua ini juga seluruh Delegasi diberikan materi mengenai isu nasional di Korea yang disampaikan langsung oleh Project Manager sekaligus Dosen Kesejahteraan Sosial, Universitas Samyung, Korea Selatan, Prof. Dr. Young Joon Hong. Profesor Hong menyatakan bahwa isu nasional yang paling besar di Korea saat ini, ada dua hal yakni terkait dengan polarisasi dan rendahnya tingkat kelahiran.
Profesor Hong menambahkan, saat ini Korea masuk dalam peringkat 9 atau 10 dengan peningkatan ekonomi terbaik di dunia. Prof. Hong juga langsung mementori pelaksanaan paparan isu-isu kesejahteraan sosial yang disampaikan oleh masing-masing delegasi dari Indonesia. Nantinya, Prof. Hong juga secara langsung membantu, mengarahkan, dan memantau pelaksanaan action plan ketika seluruh Delegasi kembali ke Indonesia.
Pada hari ketiga seluruh delegasi melakukan observasi pelayanan jaminan hak anak ke National Center for The Rights of the Child (NCRC). Seluruh penjelasan program di NCRC disampaikan oleh Kepala Badan Jaminan Hak Anak, Chung Ick Chong.
Ia menerangkan program unggulan yang dijalankan oleh NCRC yakni Program Dream Start yang terdiri dari layanan umum, layanan wajib, atau layanan pribadi. “Kami melaksanakan intervensi utama saat merespon kasus anak, yakni pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan psikologis, dukungan orang tua dan anak, serta tindakan,” jelas Chong. Iapun menambahkan bahwa terdapat jaminan sosial bagi anak-anak yang kurang mampu serta perlindungan bagi segala macam kasus anak.
Kunjungan observasi dilanjutkan ke Social Security Information Service (SSIS) Korea. Di Lembaga ini, seluruh Delegasi dijelaskan mengenai proses managemen data bagi masyarakat Korea. Penjelasan mengenai program SSIS disampaikan langsung oleh Kepala Layanan Informasi Jaminan Sosial, Prof. Kim Min Seo. Ia menjelaskan bahwa SSIS baru didirikan sejak tahun 2009 di bawah Pemerintahan Korea, tepatnya Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan. Sebelum tahun 2009, pusat data ini belum dibangun dan masih sulit untuk mengintegrasikan data-data dari masyarakat.
“Data-data yang terkumpul pada SSIS kemudian akan dibagikan ke Badan lain yang terkait guna mendukung pembuatan kebijakan lainnya. Seluruh data masyarakat dijaga kerahasiaannya dan kami memiliki tempat yang representatif serta para ahli sesuai pada bidangnya,” kata Kim.
Seluruh Delegasi dapat dipersilahkan untuk melihat sistem managemen data di Korea.
Selanjutnya, kunjungan observasi berlanjut ke Pusat Pemuda Galhyun. Pusat ini merupakan shelter dimana para pemuda dapat mengembangkan potensi dan mempelajari keterampilan baru. Terdapat dua jenis layanan yakni bagi remaja biasa dan bagi remaja rentan terutama remaja yang meninggalkan rumahnya.
Kepala Pusat Pemuda Galhyun, Chu menjelaskan bahwa waktu penyelenggaraan layanan yakni 7 hari hingga 6 bulan. Terdapat banyak fasilitas yang mendukung bagi pengembangan potensi remaja diantaranya pengelolaan cafe, ruang multimedia yang terdiri dari ruang latihan menari dan bernyanyi, ruang broadcast, ruang programmer, ruang Latihan memasak dan memanggang roti dan kue, ruang bermain, hingga asrama atau ruang beristirahat. “Pusat ini dibangun untuk membantu perlindungan darurat remaja rentan serta tempat pengembangan potensi yang baik bagi remaja,” sahutnya.
Kunjungan observasi terakhir pada hari ketiga yakni ke Kantor Distrik Eunpyong. Distrik ini merupakan salah satu Distrik terbaik dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakatnya. Distrik ini memiliki beberapa program diantaranya perawatan lanjut usia, perawatan keluarga tunggal, mewujudkan kehidupan inklusi bagi para penyandang disabilitas, dan lainnya. Pada kesempatan ini, Wakil Kepala Distik Eunpyong, Shin Jung U juga menjelaskan bahwa para lansia sebagian besar masih dapat produktif dan dibantu secara langsung untuk pemberdayaannya. “Apabila ia ingin bercocok tanam, kami akan lakukan konsultasi kunjungan rumah untuk melihat apa saja kebutuhannya,” sahut Shin.
Selain itu, pada Distrik ini juga terdapat salah satu pusat terbaik dalam pengembangan penyandang disabilitas. Terdapat banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas dan juga terdapat beberapa jurusan kewirausahaan untuk membantu para penyandang disabilitas mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. Selanjutnya, pembelajaran mengenai sistem kesejahteraan sosial di Korea masih akan dilanjutkan dengan kunjungan observasi dalam lima hari ke depan.
Bagikan :