3 UPT Kemensos di Sulawesi Bantu Upaya Penanganan Bayi Penderita Hidrosefalus di Polewali Mandar

3 UPT Kemensos di Sulawesi Bantu Upaya Penanganan Bayi Penderita Hidrosefalus di Polewali Mandar
Penulis :
Alif Mufida Ulya
Penerjemah :
Alif Mufida Ulya

MAKASSAR (28 April 2023) - Wardi (47) dan Harisah (35) bisa bernapas lega. Operasi pemasangan selang pada anak kedua mereka yang menderita hidrosefalus, Al Malik Wardi, berjalan lancar, Rabu (19/4).

Meski begitu, bayi yang usianya belum genap sebulan itu, belum bisa dijenguk, bahkan oleh orangtuanya sekalipun. Bayi mungil ini masih harus dirawat secara intensif di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Informasi mengenai bayi penderita hidrosefalus di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, yang sempat terkendala biaya ini, pertama kali tersiar melalui media.

Atas arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini, tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Sulawesi, diinstruksikan untuk segera membantu upaya penanganan penyakit yang diderita sang bayi.

Ketiga UPT Kemensos dimaksud yakni Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional V Makassar, Sentra “Wirajaya” di Makassar dan Sentra “Nipotowe” di Palu.

“Kami, Sentra “Nipotowe” di Palu, Sentra “Wirajaya” dan BBPPKS di Makassar, berkoordinasi untuk membantu menangani kondisi yang dialami bayi Al Malik dan mendampingi orangtuanya selama proses perawatan,” kata perawat dari Sentra “Nipotowe” di Palu, Wiwik Windiarsih, melalui sambungan telepon, Kamis (27/4).

Wiwik menuturkan, sebelum mendapatkan penanganan operasi di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, orangtua bayi Al Malik sempat terkendala biaya saat hendak membawa bayi mereka ke Makassar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali Mandar. 

“Meski biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS, namun orangtua terkendala akomodasi dan biaya untuk keperluan sehari-hari selama berada di Makassar sehingga menunda merujuk bayi Al Malik,” kata Wiwik.

Merespon kendala itu, BBPPKS Makassar lantas menanggung penuh biaya transportasi, termasuk akomodasi dengan memfasilitasi ruang kamar di balai diklat untuk keluarga menginap, dan kebutuhan makan keluarga sehari-hari selama berada di rumah sakit.

“Akomodasi disediakan di balai diklat, kemudian transport dari Polman ke Makassar, termasuk bolak balik dari dan ke rumah sakit, dan makan sehari-hari, semua ditanggung BBPPKS Makassar,” ucap Wiwik.

BBPPKS Makassar juga membantu menjemput anak pertama Wardi dan Harisah, Dimas (6), yang dititipkan pada neneknya di Polewali Mandar lantaran sakit.

“16 April lalu, dimas sakit, demam. Kebetulan masih libur sekolah juga, jadi ibunya sempat kembali ke Polman menjemput Dimas. BBPPKS fasilitasi penjemputannya,” katanya melanjutkan.

Adapun, Sentra “Wirajaya” di Makassar memberikan bantuan berupa uang saku kepada orangtua bayi selama di rumah sakit. Sementara, Sentra “Nipotowe” di Palu, mendukung kebutuhan dasar bayi yang tidak ditanggung BPJS, seperti popok, tisu basah, tisu kering, selimut bayi dan perlengkapan pakaian bayi.

Sebelumnya, bayi Al Malik lahir pada 31 Maret 2023 secara sesar di RSUD Polewali Mandar saat usia kandungan baru memasuki 7 bulan.

Tindakan operasi terpaksa dilakukan saat itu juga lantaran sang ibu mengalami pecah ketuban ketika dilakukan pemeriksaan USG sehingga dokter menyarankan agar bayi segera dilahirkan melalui operasi.

Bayi, dengan berat 2,4 kg itu, terlahir dengan kondisi pembesaran pada kepala dan didiagnosa hidrosefalus. Kondisi tak biasa pada bayi ini mulai terlihat sejak dalam rahim saat usia kandungan masih 6 bulan.

Sejak saat itu, bayi Al Malik dirawat di RSUD Polewali Mandar sebelum akhirnya dibantu pembiayaan dan akomodasi agar dirujuk ke RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar untuk mendapat penanganan lebih lanjut, pada 13 April 2023.

Sepekan lebih sejak keluar dari ruang operasi, pada 19 April 2023 lalu, Wiwik mengatakan, sampai saat ini, bayi Al Malik belum bisa dijenguk sehingga orangtua masih menanti tindakan lanjutan dari rumah sakit.

"Pendampingan kepada orangtua dan pemantauan terhadap bayi dari BBPPKS dan Sentra “Wirajaya” di Makassar juga setiap hari dilakukan selama bayi masih berada di ruang NICU," kata dia.

Selanjutnya, setelah upaya penanganan bayi Al Malik rampung, Kemensos juga berupaya memberikan intervensi lanjutan kepada orangtua bayi berupa bantuan kewirausahaan.

"Ibu bayi, yang sehari-harinya mengurus rumah tangga, akan diberikan modal usaha berjualan bensin eceran atau tabung gas 3 kg yang dititipkan di rumah nenek mereka, mengingat kondisi rumah panggung orangtua Al Malik yang kurang layak dan tidak strategis," ungkap Wiwik.

Terkait dengan asesmen hunian orangtua bayi Al Malik berukuran 3x7 meter persegi di Polewali Mandar, yang kondisinya kurang layak dan tanpa MCK itu, juga akan dipertimbangkan untuk diperbaiki, berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :