Jika dihitung di atas kertas, keluarga berpenghasilan hanya 20 ribu hingga 30 ribu rupiah perhari nampaknya agak sulit untuk menghidupi sembilan orang anggota keluarga. Namun nyatanya, banyak sekali keluarga berpenghasilan minim yang mampu menghidupi anak-anaknya, bahkan menyekolahkan hingga tamat belajar 12 tahun atau bahkan dapat kuliah.
Seperti kisah keluarga di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Jamus, Ngawi. Warga setempat mayoritas bekerja sebagai buruh pemetik teh dengan penghasilan rata-rata hanya 10 ribu hingga 15 ribu rupiah perhari. Hadirnya Program Keluarga Harapan (PKH) di daerah tersebut tentunya sangat membantu masyarakat prasejahtera dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk kebutuhan sekolah anak-anak mereka. Bantuan sosial (bansos) PKH merupakan bentuk kehadiran pemerintah untuk memastikan keluarga prasejahtera di Indonesia dapat hidup dengan layak, serta anak-anaknya dapat bersekolah hingga tamat SMA/SMK.