PADANG (2 November 2020) -  Konselor adiksi merupakan garda terdepan dalam rehabilitasi sosial dilevel keluarga dan masyarakat, dimana salah satu program rehabilitasi sosial adalah Penanganan Korban Penyalahgunaan NAPZA. Sebagai garda terdepan dalam pemberian pelayanan tentu saja kualitas SDM konselor adiksi perlu ditingkatkan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional I Sumatera menyelenggarakan Pelatihan Konselor Adiksi Penanggulangan Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotopika dan Zat Adiktif Lainnya.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala BP3S Prof. Dr. Syahabuddin, M.Ag di Aula Kampus 2 BBPPKS Padang, pada Senin Pagi (2/11). Dalam sambutannya, syahabuddin menyatakan bahwa konselor adiksi sebagai mitra kemensos, pejuang kemensos dalam mencegah penyalahgunaan NAPZA.

Konselor adiksi merupakan “corong”nya kemensos dalam penanganan dan penanggulangan penyalahgunaan NAPZA. Maka daripada itu SDM Konselor harus maju dan ada peningkatan dari tahun ke tahun. Lebih lanjut, syahabuddin menyatakan Konselor adiksi ibarat montir yang memperbaiki korban penyalahgunaan NAPZA untuk itu harus dilakukan dengan niat yang ikhlas karena konselor adiksi adalah pekerjaan yang mulia.

Sementara itu pada kesempatan yang sama Kepala BBPPKS Padang Beni Sujanto menyampaikan Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara klasikal yang bertempat di Kampus 1 BBPPKS Padang Jl S.Parman Ulak Karang Padang dan Kampus 2 Jl. Alai No 27 Kapalo Koto Pauh dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan penggunaan masker, face shield, penyediaan sarana cuci tangan, hand sanitizer, physical distancing, dan lain-lain.

Kemudian dilanjutkan dengan materi dari Dirjen Rehsos Kementerian Sosial RI, Dr. Ir. Harry Hikmat, M.Si, yang mengupas tentang pentingnya Best practice bagi para pegiat kemanusiaan dalam rehabilitasi korban NAPZA pada masa pandemi COVID-19 dan pentingnya peningkatan kapasitas kepada mereka dengan tetap menjunjung tinggi protokol kesehatan.