Rembang (23 Desember 2024) – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf bersama Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menghadiri perhelatan PKH Jateng Fest 2024 yang berlangsung meriah di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Acara ini menjadi salah satu upaya penting untuk mendorong percepatan pemberdayaan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH), terutama dalam mendukung target graduasi mandiri.
Hadir dengan antusias meski di bawah guyuran hujan, Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul membakar semangat 5.000 SDM pendamping PKH se-provinsi Jawa Tengah. Ia menegaskan pentingnya sinergi semua pihak dalam memberdayakan KPM PKH agar mampu mandiri secara ekonomi dan sosial pada Senin (23/12/2024).
Gus Ipul menggarisbawahi peran strategis Pendamping PKH dalam menginspirasi dan memotivasi para KPM untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Pendamping PKH bukan sekadar pelaksana teknis yang menyalurkan bantuan sosial. Mereka adalah agen perubahan yang harus mampu membangkitkan semangat KPM untuk keluar dari zona ketergantungan. Dengan memberikan pendampingan yang komprehensif dan motivasi yang kuat, KPM dapat menemukan potensi mereka dan mencapai graduasi mandiri,” ujar Gus Ipul dalam sambutannya di depan ribuan peserta.
Graduasi Mandiri sebagai Cerminan Keberhasilan PKH
Gus Ipul juga menekankan bahwa keberhasilan PKH tidak hanya diukur dari jumlah bantuan yang tersalurkan, tetapi juga dari jumlah KPM yang berhasil lulus secara mandiri.
“Graduasi mandiri adalah indikator utama bahwa program ini berhasil memberdayakan KPM untuk hidup lebih sejahtera dan mandiri. Ini adalah tujuan akhir dari setiap bantuan sosial yang kita berikan,” tambahnya.
Wamensos Agus Jabo Priyono dalam kesempatan yang sama menyoroti pentingnya pendekatan holistik dalam pendampingan KPM. Menurutnya, bantuan sosial harus disertai dengan pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan penguatan akses terhadap layanan dasar.
“Pemberdayaan KPM adalah tugas besar kita bersama. Pemerintah tidak hanya memberikan bantuan sosial, tetapi juga membekali KPM dengan pelatihan keterampilan, akses modal usaha, dan pendampingan berkelanjutan. Kami ingin memastikan bahwa KPM yang telah lulus secara mandiri tidak kembali jatuh ke dalam kemiskinan,” jelas Agus Jabo Priyono.
PKH Jateng Fest 2024 menjadi wadah untuk memamerkan berbagai capaian KPM yang telah berhasil mencapai kemandirian. Beragam produk unggulan hasil karya KPM dipamerkan dalam acara ini, mulai dari kerajinan tangan, kuliner khas daerah, hingga produk olahan berbasis inovasi lokal.
Acara yang berlangsung di Pantai Karangjahe, Kota Rembang, juga dimeriahkan dengan graduasi mandiri KPM PKH sebanyak 50 orang. Salah satu kisah inspiratif yang dibagikan adalah pengalaman Ibu Iftriah, 41 tahun, yang berhasil mengembangkan usaha pakan ternak sapi berkat bantuan PKH yang diterima.
“Alhamdulillaah berkat bantuan dari Kementerian Sosial, sekarang saya sudah percaya diri dengan usaha yang saya punya, jadi saya berharap KPM lainnya berani untuk graduasi,” harap Iftriah.
Sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras Pendamping PKH, Gus Ipul menyerahkan penghargaan kepada tiga Pendamping PKH berprestasi dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Ia menyatakan bahwa pendamping adalah ujung tombak keberhasilan program PKH, sehingga penting untuk memberikan dukungan dan pengakuan atas dedikasi mereka.
“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para Pendamping PKH yang telah bekerja keras di lapangan. Saya berharap penghargaan ini bisa memotivasi kalian untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi KPM,” ujar Gus Ipul.
Maymunah Nurfianti, Pendamping PKH yang memperoleh penghargaan terbaik pertama dari Kabupaten Purbalingga mengekspresikan rasa syukur dan terharu atas terpilihnya sebagai penerima penghargaan.
“Setelah mendapatkan penghargaan ini, saya semakin bersemangat untuk membantu KPM PKH agar graduasi mandiri dan memberikan kesempatan pada warga lainnya yang belum pernah tersentuh program pemerintah, agar menjadi berdaya,” jelas Maymunah.
Harapan Masa Depan untuk PKH
Mensos dan Wamensos menutup acara dengan optimisme terhadap masa depan PKH. Keduanya percaya bahwa dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, pendamping, dan masyarakat, semakin banyak KPM yang dapat mencapai graduasi mandiri.
“PKH bukan sekadar program bantuan, tetapi program transformasi. Kami ingin menciptakan masyarakat yang tidak hanya sejahtera secara ekonomi, tetapi juga mandiri secara mental dan sosial. Mari bersama-sama kita wujudkan Indonesia yang lebih kuat dan mandiri,” tutup Gus Ipul.