Bangkalan (10 Januari 2025) - Di usia senja yang penuh tantangan, Arnima, seorang wanita berusia 82 tahun, menjalani hari-harinya dalam kesendirian di sebuah rumah kontrakan sederhana di Kabupaten Bangkalan. Setelah kehilangan suaminya yang telah meninggal dunia, Arnima kini hidup tanpa anak maupun keluarga dekat yang tinggal bersamanya. Penglihatannya hilang total akibat katarak pada kedua matanya, membuatnya sepenuhnya bergantung pada bantuan orang lain untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Rumah yang ditempati Arnima jauh dari kata layak. Dengan biaya sewa hanya Rp 20.000 per bulan, kondisi rumah itu menunjukkan keterbatasan ekonomi yang ia alami. Beruntung, seorang keponakannya yang tinggal tak jauh sering membantu membayar biaya sewa. Namun, kebutuhan lainnya seperti makanan bergizi, nutrisi, dan fasilitas hidup lainnya kerap terabaikan akibat minimnya sumber daya yang dimiliki.
“Hidup sendirian begini berat sekali,” kata Arnima perlahan. “Kadang saya hanya bisa berdoa dan berharap ada yang bantu. Kalau tidak ada keponakan, saya tidak tahu bagaimana bisa bertahan," katanya.
Hidup sendiri di usia senja menjadi ujian ketabahan bagi Arnima. Tanpa penglihatan dan pasangan hidup, ia menghadapi kesepian yang hanya diisi oleh doa dan harapan. Setiap hari menjadi perjuangan untuk sekadar bertahan dengan keterbatasan fisik dan minimnya akses pada program bantuan pemerintah. Arnima sebenarnya termasuk dalam kategori lansia tunggal yang berhak menerima bantuan seperti program permakanan. Namun, program tersebut belum berjalan di Bangkalan akibat ketiadaan Kelompok Masyarakat (Pokmas), yang menjadi syarat utama pelaksanaan program bantuan ini.
Kondisi ini memicu keprihatinan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah dan lembaga sosial, yang kini mulai merencanakan intervensi untuk membantu Arnima dan lansia lain yang senasib.
Menteri Sosial, Gusmen, didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial, Supomo, bersama Kepala Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Nova Dwiyanto Suli, mengunjungi rumah Arnima untuk memberikan perhatian dan bantuan langsung pada Rabu, (8/1/2025). Dalam suasana penuh kehangatan dan canda, mereka menyampaikan bantuan berupa perlengkapan tidur seperti kasur, bantal, dan selimut. Bantuan Nutrisi dan Sembako berupa Paket sembako dan makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mensos Gus Ipul juga mendorong pembentukan Pokmas di Bangkalan agar lansia seperti Arnima dapat menikmati program permakanan dan bantuan lainnya.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Semoga bantuan ini membuat hidup saya sedikit lebih ringan,” ujar Arnima dengan nada penuh haru. “Semoga pemerintah tidak melupakan orang-orang seperti saya, yang sudah tua dan tak bisa apa-apa.”
Ketua RT Arnima, Junaidi, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas perhatian Kementerian Sosial.
“Bantuan ini sangat membantu nenek Arnima dan membuktikan bahwa pemerintah serius dalam memberikan perhatian kepada warga. Kami berharap program ini terus berlanjut dan memberikan dampak positif untuk lansia lain yang membutuhkan,” ungkap Junaidi.
Arnima tetap menunjukkan ketegaran yang luar biasa dalam menghadapi hari-harinya. Kisah hidupnya menjadi pengingat pentingnya perhatian sosial terhadap lansia tunggal, yang hidup tanpa keluarga inti. Diharapkan, dukungan dari berbagai pihak dapat memberikan kehidupan yang lebih baik bagi Arnima dan lansia lainnya.
“Hidup saya mungkin tidak sempurna, tapi dengan perhatian dari orang-orang baik ini, saya merasa tidak sepenuhnya sendirian,” kata Arnima dengan senyum kecil.
Semoga ke depan, lansia seperti Arnima dapat merasakan hidup yang lebih layak, penuh perhatian, dan dihargai oleh masyarakat. Dukungan tulus dari pemerintah, komunitas, dan individu adalah kunci untuk menciptakan hari tua yang lebih bermakna bagi mereka.