JAMBI (31 Maret 2022) - Ada pemandangan menarik dalam kunjungan Menteri Sosial Tri Rismaharini ke lokasi Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Sungai Terap, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, beberapa waktu lalu. Di antara pejabat, tamu, undangan dan warga KAT, tampak dua pemuda anggota Polri yang turut hadir.


Dengan seragam polisi lengkap, penampilan keduanya tampak tidak mencolok. Tapi setelah ditelusuri, ternyata keduanya anggota Polri yang berlatar belakang Suku Anak Dalam (SAD). Mereka adalah Brigadir Dua (Bripda) Jeni Adi Saputra, dan Brigadir Dua (Bripda) Sarif Santoso. Dua anak muda ini mengaku tercatat sebagai anggota unit Sabhara Polda Jambi.


“Setelah menjalani pendidikan, kami ditempatkan di Sabhara Polda Jambi. Tentu kami bangga dan akan memberikan pengabdian terbaik,” kata Jeni Adi Saputra belum lama ini. 

 

Baik Jeni maupun Sarif menyatakan telah memimpikan menjadi anggota Polri atau TNI sejak mereka SD. Status sebagai putra SAD tidak menjadi penghalang, justru menambah motivasi mereka agar meraih prestasi. 


Jeni Adi Saputra berasal dari SAD wilayah Pamenang, Kabupaten Merangin, dan Sarif Santoso dari warga SAD Desa Karya Bakti, Pelepat, Kabupaten Muara Bungo. Sebenarnya ada tiga putra SAD yang terdaftar sebagai anggota Polri, satu angkatan mereka. 


Satu lagi, Perbal Tampung, warga SAD asal Bukit Dua Belas, Air Hitam, Kabupaten Sarolangun. Namun, Perbal Tampung tidak hadir dalam kesempatan kunjungan Mensos. Bertiga, mereka dinyatakan lulus menjadi anggota Bintara Polri TA 2021, setelah mengikuti sejumlah tahapan tes bersama dengan 585 peserta lainnya. 


Baik Jeni maupun Sarif menyatakan pandangan sama, bahwa menjadi anggota Polri bisa mengangkat harkat dan martabat keluarga dan SAD secara umum. “Tentu ini merupakan kebanggan keluarga, tempat asal kami, serta berkontribusi bagi bangsa. Selain itu, dengan profesi sebagai anggota Polri, kami ingin menjadi contoh adik-adik saya di SAD agar terus belajar, dan meningkatkan pola pikir mereka agar semakin maju," kata Sarif.


Keduanya memiliki pandangan sama, bahwa semua anak bangsa memiliki kesempatan sama untuk berkembang. Tidak terkecuali anak-anak SAD, juga tidak mustahil bisa maju dan meraih prestasi, sejajar dengan anak bangsa lainnya. “Kami ingin anak-anak SAD tidak dipandang sebelah mata. Mereka harus yakin bisa mengejar ketertinggalan dari saudara di tempat lain yang sudah lebih dulu maju,” katanya.


Pandangan Jeni dan Sarif sejalan dengan kebijakan umum Kemensos mendorong kemajuan kualitas SDM bagi KAT, khususnya anak-anak Rimba (SAD). Di Sungai Terap, Kabupaten Batanghari, Mensos Risma membangun community center sebagai tempat pemberdayaan bagi warga SAD di daerah itu.


Community center merupakan bantuan dari dana CSR SKK Migas-PetroChina Internasional Jabung. Kemensos juga membantu penyediaan fasilitas air bersih dan MCK komunal. Kemudian dibangun pula sarana pendukung, seperti solar cell, sound system, perpustakaan dan sebagainya.


Dengan berbagai fasilitas tersebut, Kemensos menyediakan pengajaran yang layak untuk anak-anak Orang Rimba di Jambi, karena mereka hidup berpindah-pindah. Akibatnya, anak-anaknya ikut serta berpindah-pindah. Mensos berharap ke depan akan ada kesetaraan bagi Orang Rimba di Jambi dengan masyarakat lainnya, baik dari segi pendidikan, kesejahteraan sosial dan aspek-aspek lainnya. 


Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI